Atap Ambruk Menimpa Kepala Puskesmas
SURABAYA – Hujan deras dan angin kencang meruntuhkan atap ruang kepala Puskesmas Rangkah, Tambak sari, kemarin ( 13/ 3). Sang Kepala Puskesmas dr Mardiyana dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka ringan.
Insiden itu diperkirakan terjadi saat hujan deras dan angin kencang lewat di sekitar Surabaya Utara. Salah satunya di Kecamatan Tambaksari. Berdasar informasi yang dihimpun
saat terjadi hujan deras, tembok penyangga atap sebelah selatan ambruk dan menimpa plafon. Di bawah plafon tersebut terdapat ruang kepala puskesmas
Kepala Bagian Tata Usaha (TU) Puskesmas Yulia Kumalasari menuturkan, seluruh pegawai puskesmas berada di ruangannya masing-masing saat insiden terjadi. Mardiyana diketahui berada di ruangannya di lantai 2. ’’ Sisanya pegawai IT yang sedang rapat,’’ kata Yulia.
Meski demikian, perempuan yang akrab dipanggil Yuli tersebut mengatakan tidak tahu persis tentang insiden yang terjadi. Para pegawai rata-rata berada di lantai bawah. ’’ Saya sendiri sedang ada di luar,’’ katanya.
Yang jelas, begitu atap ambruk, pegawai segera berhamburan menuju ke ruang kepala puskesmas. ’’ Tahu-tahu kami menemukan ibu (Mardiyana, Red) yang sudah terluka,’’ ungkapnya.
Mereka pun segera melarikan Mardiyana ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Adi Husada di Jalan Kapasari. Tangan kirinya terkena pecahan kaca. Petugas satpol PP kecamatan serta beberapa personel dari dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang (DPRKP-CKTR) segera mensterilkan lokasi kejadian.
Ruang kepala puskesmas tampak ditimbuni reruntuhan batu bata dan semen. Kabel lampu dan slang AC pun menggantung di sisa-sisa plafon. Sebagian besar pintu dan jendela kaca pecah. Pecahannya pun berserakan di lantai.
Dokter Steven dari IGD Adi Husada memastikan bahwa Mardiyana hanya menderita luka ringan di bagian tangan kiri. ’’ Jari manis beliau (Mardiyana, Red) robek dan kami beri beberapa jahitan,’’ katanya.
Steven menuturkan, Mardiyana dibawa ke IGD pukul 15.24. Perawatan berlangsung singkat. Hanya 30 menit. ’’ Setelah itu, beliau langsung pulang ke rumah,’’ ungkapnya.
Pegawai puskesmas sendiri memang mengeluhkan kualitas tembok puskesmas yang terhitung baru tersebut. Urip, pegawai yang terbiasa mengurusi sarana dan prasarana, sudah lama curiga terhadap kualitas bahan yang digunakan untuk membangun tembok puskesmas. ’’ Saya yakin pasirnya kualitas jelek. Dicampur tanah,’’ katanya.
Pada 2014, saat masa pembangunan puskesmas, Urip menyatakan sering marah-marah karena kualitas pasir yang didatangkan terlihat jelek. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena akses masuk ke lokasi Puskesmas Rangkah memang sempit. Puskesmas itu terletak di tengah-tengah perkampungan. ’’ Mau dikembalikan, pasirnya sudah kadung diangkut ke sini pakai perjuangan. Akhirnya, saya suruh perbanyak semennya,’’ jelas Urip. (tau/c15/dos)