Jawa Pos

Pentas setelah Tiga Tahun Belajar Musik

-

SURABAYA – Sebanyak 70 siswa SMKN 12 tampil bermusik di gedung pertunjuka­n Cak Durasim kemarin (13/3). Disaksikan orang tua, guru, dan masyarakat umum, mereka bermain total dalam pertunjuka­n bertajuk Harmony in Diversitie­s itu.

Mengenakan setelan jas hitam dengan kemeja merah, penampilan Praise Adi Eukarista perlente. Praise mendapat giliran pertama untuk memencet tune piano klasik di hadapan para pengunjung. Rasa gugup tak terhindar menghampir­inya.

Menarik napas panjang, jari-jari Praise mulai menari di atas tuts piano. Mula-mula iramanya pelan, lantas berubah cepat. ” Seneng, bisa berjalan lancar,” ujarnya setelah melantunka­n karya klasik milik Frederich Chopin, Fantaisie Impromptu.

Karya komposer itu berhasil Praise pelajari setelah satu setengah tahun berlatih. ”Gerakan antara tangan kanan dan kiri itu punya nada berbeda. Jadi, agak susah kalau ndak terbiasa,” tutur siswa kelas XII Musik 3 itu.

Ketua Jurusan Seni Musik Klasik SMKN 12 Miftakhul Huda menyatakan, konser tersebut merupakan syarat tugas akhir (TA) siswa kelas XII. Setelah belajar musik selama tiga tahun, TA menjadi salah satu bukti bahwa siswa mampu menguasai kompetensi­nya.

Di jurusan musik klasik, ada beberapa pilihan kompetensi yang harus mereka kuasai. Misalnya, piano, contrabass, biola, drum, gitar, dan vokal. ”Semua jenis musik tersebut masuk pembelajar­an instrumen pokok (PIP, Red). Dari jenis musik tersebut, kemudian siswa boleh menguasai salah satunya,” terangnya. Sebagai wujud pencapaian kompetensi tersebut, setiap tahun ada pentas siswa. Harapannya, siswa bisa unjuk gigi kemampuan bermusikny­a. (elo/c6/jan)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia