Perlihatkan Puisi dan Surat Cinta
SMPN 1 Jabon menerapkan displin tinggi kepada siswa-siswi. Mereka pun memberikan efek jera kepada yang melanggar. Caranya, semua pelanggaran di sekolah yang dilakukan anak didik tercatat di buku tata tertib. Jadi, seluruh siswa memiliki buku catatan itu
Saat siswa misuh, guru akan mencatat di buku tata tertib dengan memberikan 5 poin. Mereka yang bolos tiga kali berturutturut mendapat 10 poin. Semakin banyak angka, kian banyak pelanggaran. Saat poin sudah mencapai 60, siswa wajib memakai rompi oranye selama sehari.
Rompi itu bertulisan Aku Harus Bisa. Tujuannya adalah menyemangati siswa yang melanggar agar tidak melakukan kesalahan lagi. Siswa paling tertib juga mengenakan rompi oranye, tetapi bertulisan Aku Bisa.
Waka Kesiswaan SMPN 1 Jabon Romi Junaidi menyatakan, buku tata tertib tersebut dilaporkan ke orang tua. Itu menjadi informasi bagi wali murid tentang kegiatan anak selama di sekolah. Orang tua bisa langsung menegur dan meminta buah hatinya untuk lebih tertib lagi jika mengantongi banyak poin. ”Perkembangan anak-anak juga sering kami sampaikan kepada orang tua, setiap semester lebih dua kali,” ujar Romi.
Pertemuan rutin tersebut sekaligus menyatukan pikiran wali siswa dengan sekolah. Keduanya harus saling mendukung. Visi sekolah yang disampaikan mendapat dukungan orang tua. Romi menyatakan, sekolahnya memiliki visi BATIK. Yakni, beriman dan berilmu, ahlak mulia, terampil, inovatif, serta kreatif. ”Selain BATIK dalam visi, kami punya pembelajaran membatik serempak. Itu salah satu yang jadi andalan,” ujar Al Imron, guru seni budaya SMPN 1 Jabon.
Pihak sekolah juga aktif menginformasikan prestasi yang ditorehkan anak didik. Misalnya, Minggu (12/3) SMPN 1 Jabon menyabet peringkat ketiga lomba keterampilan barisberbaris tingkat SMP/MTs sederajat se-Jawa Timur di SMAN 2 Sidoarjo. ”Misalnya lagi, yang ditulis siswa untuk orang tua seperti puisi atau surat cinta untuk orang tua, itu juga disampaikan,” terang Imron. (uzi/c10/dio)