1,3 Ton Ikan Taman Abhirama Mati
Curiga Diracun, DLHK Uji Lab Sampel Air
SIDOARJO – Bau menyengat semakin tercium saat mendekati kolam ikan di Taman Abhirama. Di air yang keruh, bangkai-bangkai ikan terapung. Setidaknya 1,3 ton ikan yang dipelihara di kolam itu mati mendadak kemarin (13/3).
Aris Siswanto, pengelola Taman Abhirama, menjelaskan bahwa kematian ikan-ikan itu dimulai dua hari lalu atau Minggu (12/3). ”Hari Minggu itu sudah mati 800 kilogram,” ujarnya sambil menjaring ikan-ikan mati yang terapung. Jenis ikan yang dipelihara di kolam itu beragam. Ada patin, tombro, nila, mujair, dan kutuk.
Petugas bidang pertamanan dari dinas lingkungan hidup dan kebersihan (DLHK) langsung berusaha membersihkan kolam dari bangkai ikan. Namun, ikan yang mati terus bertambah. Kemarin ada 500 kilogram ikan lagi yang menjadi bangkai. Boleh dibilang, ikan-ikan di kolam Taman Abhirama ludes.
Kejadian tersebut tentu sangat disayangkan. Sebab, kolam ikan adalah spot andalan yang menjadi ikon taman seluas 4,3 hektare tersebut. Fasilitas bermain outdoor yang relatif lengkap untuk anak-anak menambah daya tarik taman yang dulu merupakan bekas tempat pembuangan sampah sementara Perumahan Pondok Jati itu.
Kepala Seksi Pertamanan DLHK Moch. Rochjadi Hafiluddin mengatakan, pihaknya sudah merespons dengan cepat kejadian tersebut. Saat ditemui di Taman Abhirama kemarin, dia bersama timnya tengah menyedot air kolam. ”Kolam langsung kami normalisasi,”’ katanya. Raut wajah pria 52 tahun yang akrab disapa Roy itu tampak prihatin.
”Saya masih ingat, seribu benih ikan ditebar tahun 2013. Bisa beranak pinak sampai 1,3 ton, lha kok mati,” ucap alumnus Jurusan Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.
Dia menduga, ada unsur kesengajaan dalam kejadian itu. Sebab, Roy pernah mengalami kejadian seperti itu dan memiliki banyak teman petambak. Menurut dia, kondisi ikan-ikan yang mati tersebut mirip dengan yang diracuni potas. Kondisi insang berdarah dan bangkai menggembung.
Meski begitu, Roy tak mau berburuk sangka. Temuan dan observasi di lapangan bakal diyakinkan dengan uji laboratorium di DLHK. Baik sampel ikan maupun air. Yang bisa dia lakukan sekarang adalah menormalisasi air kolam Taman Abhirama. ”Dialirkan ke Sungai Pucang. Nah, nanti dua minggu (kolamnya, Red) saya kosongkan dulu. Baru diberi EM4 (bakteri fermentasi, Red) supaya bakteri baiknya berkembang biak,” papar Roy.
Menurut dia, sudah banyak warga yang mau menyumbangkan ikan. Dia sangat berharap masyarakat ikut menjaga kebersihan kolam ikan dari sampah. ”Kalau bisa, ya benar-benar bebas dari sampah,” tegasnya. (via/c11/pri)