Sejarawan Gagas Bukukan Bahasa Gresikan
GRESIK – Ciri khas Kota Wali tidak hanya berupa wisata religi. Kabupaten Gresik yang kini berpenduduk 1,3 juta jiwa punya jati diri lain, yaitu bahasa Gresikan. Kosakata khas Kota Pudak itu akan dibukukan.
Gresik memang sudah dikenal sebagai kota dengan wisata ziarah. Yakni, melalui keberadaan makam Maulana Ainul Yaqin atau Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim alias Sunan Gresik.
Sejarawan Gresik KH Muchtar Djamil menggagas pentingnya membukukan dialek bahasa Gresikan tersebut. Ide itu disampaikan di hadapan pimpinan dan masyarakat Gresik ketika prosesi kirab budaya lalu. Tepatnya saat tapak tilas Sunan Giri di halaman Masjid Sunan Giri pada 9 Maret.
”Lahirnya bahasa Gresikan bakal memperkuat budaya Gresik,” kata Muchtar di hadapan Bupati Sambari Halim Radianto, Wabup Moh. Qosim, serta forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) lainnya.
Sejarawan dan ulama yang kerap disapa Kiai Tar tersebut mencontohkan kosakata bahasa Gresik. Di antaranya, ison atau ingson untuk menyebut saya, gandul untuk laki- laki, dan tempel untuk perempuan. Kata-kata itu sangat mungkin punah bila tidak dilestarikan. ” Sang omah berarti rumah saya,” ujarnya.
Di komunitas-komunitas dan media sosial, bahasa khas Gresikan juga ramai digunakan. Misalnya, gageh yang berarti cepat-cepat, jeglongan (lubang), dan
kringi (mendengar). Bahasa Gresikan nyaris tak terdengar lagi dalam dialek sehari-hari di kalangan masyarakat. Namun, Kiai Tar belum menjelaskan secara detail rencananya membukukan bahasa itu.
Meski demikian, rencana Kiai Tar untuk membukukan bahasa Gresik itu mendapat sambutan hangat. Dia dikenal sebagai kiai dengan gaya unik. Setiap pagi, seusai salat subuh, Kiai Tar selalu berinteraksi dengan warga sekitar. Seakan ingin merekam peristiwa di tengah-tengah masyarakat.
Kiai Tar telah membuka mata masyarakat Kota Gresik. Salah satu yang ditegaskan. lahirnya Kota Gresik tidak lepas dari perjuangan para ulama. Di antaranya, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Raden Santri, Nyai Gede Pinatih, dan Sunan Giri. Merekalah yang membangun Gresik hingga seperti sekarang. Mulai sisi religius sampai pemerintahan. (yad/c18/roz)