Semangat meski Mengajar 9 Siswa
TUBAN – Sekolah Laskar Pelangi bukan hanya di Bangka Belitung. Di Tuban, potret Laskar Pelangi juga terlihat di SMPN 2 Jenu. Bedanya, di sekolah tersebut, fasilitas pendidikannya lengkap dan memadai. Hanya, jumlah muridnya sangat minim.
Siang kemarin (14/3) mendung tipis menggantung di langit Jenu. Cahayanya redup. Meski awan hitam sekali waktu berarak melintas, hujan tidak juga turun. Sepertinya, jatuhnya air dari langit itu menunggu kepulangan siswa SMPN 2 Jenu. Saat Jawa Pos Radar Tuban bertandang ke sekolah di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, tersebut, jam belajar- mengajar memasuki akhir.
Ketika seluruh siswa sekolah itu keluar dari tiga ruang kelas, kegaduhan sedikit terdengar. Maklum, sekolah yang berlokasi di tengah sawah tersebut hanya memiliki 64 siswa atau setara dua rombongan belajar.
Perinciannya, 27 siswa kelas VII, 28 siswa kelas VIII, dan 9 siswa kelas IX. Bandingkan dengan sekolah lain yang bisa memiliki belasan kelas.
Akibat minimnya jumlah siswa, banyak meja dan kursi yang tidak terpakai dan ditumpuk di bagian belakang kelas. Utamanya di kelas IX. Kelas yang hanya diisi sembilan anak itu membuat ruang kelas melompong. Meski jumlah siswanya minim, proses belajar-mengajar (PBM) tetap berjalan normal.
Friska, salah seorang guru sekolah setempat, menyatakan bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi sekolah dengan minimnya jumlah siswa tersebut. Kadang, semangat mengajar luntur. Terlebih saat siswa kurang serius dalam belajar.
”Makanya, selain memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak untuk meraih cita-cita, saya juga memotivasi diri saya sendiri. Meski siswanya hanya sedikit, saya tetap harus bersemangat,’’ tuturnya. (ds/c21/end)