Kembali Meluap, Banjir Lagi
Kali Lamong Belum Juga Dapat Solusi
GRESIK – Banjir luapan Kali Lamong kembali mengancam warga Gresik Selatan. Kemarin pagi (14/3) air bah menerjang lagi sejumlah desa di Kecamatan Balongpanggang dan Benjeng. Tujuh desa kebanjiran.
”Sampai sekarang (kemarin sore, Red) air terus meningkat,” kata Kepala Desa Pucung Choirul Anam.
Di Balongpanggang, lanjut dia, genangan paling besar terdapat di Desa Pucung. Jalan poros desa terendam sepanjang 350 meter. Ketinggian air rata-rata mencapai 50 sentimeter. Arus mengalir deras.
Menurut Choirul Anam, air naik sejak pukul 04.00. Lalu, semakin tinggi. Bahkan, hingga pukul 17.00, ketinggian air masih stabil. Air terus mengalir ke wilayah hilir di Kecamatan Benjeng. Sedikitnya lima desa terdampak luapan Kali Lamong. Yaitu, Sedapurklagen, Deliksumber, Kedungrukem, Munggugianti, dan Bulurejo. Pukul 17.00 air sudah menggenangi Jalan Raya Benjeng.
Selain memutus jalan kabupaten, genangan air melanda Kantor Camat Benjeng dan kantor Koramil Benjeng. ’’Air terus naik,” ujar Camat Benjeng Nuryadi.
Nuryadi memantau kondisi tersebut. Air diperkirakan terus meningkat. Kondisi itu diperparah oleh hujan deras yang mengguyur wilayah Benjeng dan Balongpanggang kemarin sore. ”Malam ini (kemarin, Red) kami jaga di kantor kecamatan. Jaga-jaga kalau air makin besar,” kata Nuryadi.
Jalan-jalan desa di Sedapurklagen dan Deliksumber tidak ubahnya aliran sungai. Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Arusnya pun cukup deras.
Dusun Delik Wetan, Desa Deliksumber, misalnya. Seluruh jalan lingkungan terendam air hingga mencapai pinggang orang dewasa. Bahkan, air sudah menggenangi rumah warga. ’’Air naik pukul 08.00. Sekarang debitnya meningkat,” kata Wahyuni, salah seorang warga.
Sedapurklagen dan Deliksumber memang paling rentan terjamah banjir. Lokasinya bersisian langsung dengan Kali Lamong. Selain kawasan permukiman, banjir langsung merendam tanaman padi yang siap panen.
Air bah menggenangi kawasan permukiman. Kemarin sore jalan Desa Munggugianti rata oleh rendaman air. Tidak jauh dari tempat itu, di Desa Kedungrukem, genangan air telah meluap ke Jalan Raya Benjeng. Hingga menjelang petang, debit air terus membesar. Kondisi itu menyulitkan pengguna jalan. Tidak sedikit pengendara sepeda motor yang terpaksa menuntun kendaraannya karena khawatir hanyut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Abu Hasan memastikan, banjir terjadi karena tingginya debit Kali Lamong. Sejak Senin, debit Kali Lamong meningkat di wilayah Dawarblandong, Mojokerto. Akibatnya, banjir kiriman terjadi sejak pukul 03.00. Kondisi tersebut semakin parah karena Senin malam hujan lebat mengguyur Benjeng dan Balongpanggang. ’’Banjir sudah kami antisipasi,” ujar Abu Hasan.
Kemarin pagi petugas BPBD stand by di wilayah Sedapurklagen dan Deliksumber. Petugas mengevakuasi warga dengan perahu karet.
Berdasar catatan Jawa Pos, ini adalah banjir kali keempat yang menerjang selama awal 2017. Sebelumnya, selama Februari lalu, banjir tiga kali menerjang Gresik Selatan. Yaitu, 2, 16, dan 24 Februari. Saat itu banjir besar dari luapan anak Bengawan Solo tersebut merendam belasan desa di wilayah Balongpanggang, Cerme, dan Menganti. Ratusan rumah dan ribuan hektare tanaman padi milik petani terendam selama seminggu.
Di bagian lain, hujan deras yang mengguyur kemarin sore mengakibatkan banjir melanda wilayah perkotaan. Sejumlah ruas jalan penting lumpuh. Kondisi cukup parah terlihat di Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Sindujoyo, dan Jalan KH Kholil. Di jalan tersebut, debit air mencapai lutut orang dewasa. Banyak pengendara yang terjebak karena mogok. Banjir di perkotaan terjadi karena sistem drainase yang buruk. (mar/c7/roz)