Kebut Infrastruktur Jelang Mudik L
EBARAN masih tiga bulan lagi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, yang kembali menjadi sorotan adalah kesiapan infrastruktur menjelang mudik Hari Raya Idul Fitri. Bila melihat hasil rapat terbatas proyek strategis nasional Jatim di kantor presiden Selasa lalu (14/3), kita bisa sedikit lega. Proyek trans-Jawa yang cukup lama tersendat kini sudah dipercepat.
Progres terbaru, ruas tol dari Surabaya menuju Kertosono dipastikan bisa dilalui seluruhnya pada musim mudik Lebaran tahun ini. Meski masih ada kekurangan di sisi Mojokerto, pemerintah yakin hal itu tidak terlalu berpengaruh dalam pembangunan tol Surabaya–Ngawi tersebut. Secara keseluruhan, ruas Surabaya–Ngawi yang terbagi menjadi tiga bagian besar akan rampung dan beroperasi penuh pada 2018.
Sedangkan dari sisi barat, progresnya belum menggembirakan. Tol dari Brebes menuju Ngaliyan, Semarang, serta Bawen–Salatiga yang mestinya bisa rampung akhir Maret ini ternyata molor. Salah satu kendalanya adalah hujan deras yang membuat pembangunan tol tidak bisa berjalan maksimal. Meski begitu, kita perlu memberikan apresiasi lantaran progres tol yang ada sudah bisa memecah kemacetan yang sangat merugikan pemudik tahun lalu.
Dengan adanya exit di Pemalang, kini titik kemacetan dari arah barat menuju timur yang dulu berpusat di Brebes bisa dipecah. Tentu ini melegakan lantaran tahun lalu pemudik harus berhenti belasan jam di exit Brebes. Selain jalan tol, pemerintah melaporkan sudah memperbaiki jalan nasional sehingga akses semakin cepat dan mudah. Pemudik pun bisa mendapatkan alternatif jalan untuk pulang ke kampung halaman.
Selain infrastruktur fisik, pemerintah perlu menyiapkan transportasi masal bagi pemudik yang tidak menggunakan kendaraan pribadi. Untuk kereta api yang selama ini menjadi pilihan masyarakat, perlu ada penambahan kapasitas dan frekuensi keberangkatan untuk menampung penumpang yang membeludak. Kenyamanan dan keamanan juga perlu diperhatikan untuk mengantisipasi kejahatan yang biasanya meningkat.
Meski persiapan tahun ini terlihat lebih baik, tak ada salahnya pemerintah menyiapkan plan B untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi di luar skenario. Misalnya, membuka jalur-jalur alternatif bila terjadi penumpukan di beberapa titik. Selain itu, BBM, sarana kesehatan, hingga akomodasi juga perlu dipersiapkan di lokasilokasi strategis agar tak seperti tahun lalu, ketika banyak pemudik kehabisan bahan bakar dan kelaparan gara-gara terkena macet.
Dalam jangka pendek, infrastruktur yang lengkap tak hanya memudahkan masyarakat. Tapi, dalam jangka panjang juga bisa mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pemerataan kesejahteraan. (*)