Jawa Pos

Dua Bom Bunuh Diri Warnai 6 Tahun Perang Syria

-

DAMASKUS – Kemarin (15/3) tepat enam tahun perang Syria berkecamuk. Alih-alih mereda, perang yang meluluhlan­takkan negara tersebut tidak menunjukka­n tanda-tanda bakal berhenti. Bahkan, kemarin dua bom bunuh diri meledak di Damaskus. Salah satunya mengakibat­kan 25 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka. Belum ada pihak yang menyatakan diri bertanggun­g jawab atas kejadian tersebut.

Ledakan pertama terjadi di Palace of Justice atau gedung pengadilan utama di Damaskus. Pihak kepolisian sudah dikabari bahwa ada pelaku bom bunuh diri. Mereka masih melakukan pencarian dan berusaha mencegahny­a masuk ke gedung. Namun, pelaku ternyata berada di dalam dan meledakkan diri pukul 13.20 waktu setempat.

”Ledakan itu terjadi saat area tersebut tengah dipenuhi pengacara, hakim, dan penduduk sipil yang mengakibat­kan banyaknya korban,” ujar salah seorang penegak hukum senior Syria Ahmed al-Sayyid. Bom kedua meledak di dalam sebuah restoran. Belum diketahui jumlah korban tewas maupun luka.

Berdasar data UNHCR, sejak perang Syria meletus 15 Maret 2011, 500 ribu orang diperkirak­an tewas. Di antara jumlah tersebut, 55 ribu adalah anak-anak. Lebih dari 5 juta penduduk Syria mengungsi ke negara lain. Mayoritas mengungsi ke Turki dan negara-negara Eropa. Sementara itu, 6,3 juta penduduk lainnya menjadi pengungsi di negeri sendiri.

Serangkaia­n bom membuat rumahrumah mereka rata dengan tanah. Ada 3 juta anak-anak dan balita di Syria yang tidak pernah tahu kehidupan lain selain peperangan. Kelaparan juga terjadi di mana-mana.

”Perang Syria adalah bencana terburuk yang dibuat manusia sejak Perang Dunia Kedua (PD II, Red),” tegas Kepala Komisi Tinggi PBB untuk HAM Zeid Ra’ad al-Hussein. Saat ini lebih dari separo rumah sakit dan fasilitas kesehatan publik di Syria tutup ataupun hanya difungsika­n sebagian. Hampir dua pertiga petugas medis melarikan diri. Mereka ketakutan karena pengeboman itu tidak pandang bulu. Sepanjang tahun lalu saja, ada 338 rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang dibombardi­r. Mayoritas dilakukan oleh pasukan Presiden Syria Bashar al-Assad.

”Sumber daya untuk membantu sistem perawatan kesehatan sangat terbatas dan akses obat-obatan serta peralatan medis juga kurang,” tutur Kepala Program Darurat di WHO Peter Salama. (Reuters/ CNN/CBSNews/sha/c16/any)

 ??  ?? KHALED AL-HARIRI/REUTERS PERUBAHAN ENAM TAHUN: Masjid Omari di Daraa, Syria, ketika masih berdiri megah. Foto diambil 11 Maret 2011. Enam tahun kemudian, beberapa bagian bangunan bersejarah itu hancur karena perang (foto bawah) saat diambil Senin (15/3).
KHALED AL-HARIRI/REUTERS PERUBAHAN ENAM TAHUN: Masjid Omari di Daraa, Syria, ketika masih berdiri megah. Foto diambil 11 Maret 2011. Enam tahun kemudian, beberapa bagian bangunan bersejarah itu hancur karena perang (foto bawah) saat diambil Senin (15/3).
 ?? KHALED AL-HARIRI/REUTERS ??
KHALED AL-HARIRI/REUTERS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia