Jawa Pos

Geret Keluarga sebagai Pengelola

Usaha kuliner masih sangat menjanjika­n di Pulau Bawean. Jika selama ini pebisnis makanan dan minuman di sana masih menawarkan menu ikanikanan, Lidya Alfionota justru melirik makanan cepat saji (fast food). Mengapa?

- NURUL KOMARIYAH

KAFE berukuran 4 x 6 meter di Desa Tambak Tengah, Kecamatan Tambak, Bawean, malam itu terlihat penuh pengunjung. Meja lesehan dan meja-meja lain di luar kafe terisi penuh. Tidak ada tempat kosong. Sebagai satu-satunya kafe yang khusus menyajikan makanan cepat saji di Kecamatan Tambak, kafe bernama AJF itu memang tak pernah sepi setiap hari.

Kafe AJF baru berdiri Januari 2017. Pemiliknya seorang perempuan muda bernama Lidya Alfionota. Sebenarnya, kata Lidya, dirinya merintis bisnis burger dan hot dog sejak 2013. Saat itu dia jualan musiman setiap kali ada turnamen sepak bola di lapangan kecamatan. Belum pernah buka stan atau semacamnya. Karena daganganny­a selalu habis, Lidya mulai berpikir menyewa tempat dan membuka kafe.

”Burger kalau nggak dijual di kafe semacam ini sayang sekali. Kurang menarik,” jelas dia. Selama ini, lanjut Lidya, masyarakat Bawean, terutama anak-anak muda, hanya suka menikmati makanan dengan menu ikan- ikanan. Ikan bakar, ikan goreng, atau ikan asap. Khas pesisir pantai. ”Sekarang mereka punya alternatif pilihan makanan,” paparnya.

Lidya menganggap menu makanan seperti burger, kebab, dan hot dog bukanlah makanan asing lagi. Artinya, sudah jamak diketahui sekaligus diminati. Karena itu, Lidya yakin benar bisnisnya bisa sukses. Baru sepekan membuka kafe di Kecamatan Tambak, dia berani membuka kafe lagi di Kecamatan Sangkapura. Keduanya ramai.

Begitu ramainya, dalam satu hari, ratusan pengunjung datang. Saat weekend atau akhir pekan lebih ramai lagi. Terutama anakanak muda dan keluarga muda. Mereka biasa datang dan ngobrol berjam-jam. ”Seringnya datang beramai-ramai. Sekali datang 8–12 orang,” ungkap dia.

Meski sudah punya koki dan pelayan, Lidya tidak melepas begitu saja bisnisnya. Dia malah melibatkan keluarga untuk bergotong royong mengelola kafe. Mulai ayah, paman, hingga adik dan kakak diajak.

Lidya mengonsep khusus kafenya agar memikat. Bersama sang ayah, Ghazali, dia mengerjaka­n desain interior. Beberapa unsur etnik disematkan dalam desain kafe. Pintu kafe didesain berupa pintu rumah kuno kombinasi merah-hitam.

Menu kafe pun dibuat inovatif. Ada resep-resep kekinian ala anak muda. Lidya masih punya mimpi besar. Yakni, membuat AJF menjadi kafe jujukan wisatawan dengan gengsi yang lebih tinggi. (*/c10/roz)

 ?? NURUL KOMARIYAH/JAWA POS ?? ULET: Lidya Alfionota menunjukka­n menu fast food di kafenya.
NURUL KOMARIYAH/JAWA POS ULET: Lidya Alfionota menunjukka­n menu fast food di kafenya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia