Nenek Jadi Penadah
PELAKU spesialis pencurian hewan (curwan) jenis sapi yang belakangan ini menghantui para peternak lumpuh di tangan anggota Satreskrim Polres Mojokerto kemarin (18/3). Tak hanya terungkap seusai mencuri, jaringan dua pelaku, yakni Djuri Asmoro alias Alex, 48, warga Dusun Kedunglo, Desa Kedungsugo, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo dan Subai, 56 warga Dusun/ Desa Jeruk Seger, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, dihadiahi timah panas oleh petugas.
Keduanya ditembak di bagian kaki setelah mencoba melawan dalam drama penangkapan di simpang tiga Taman Lalu Lintas di Jalan Raya Airlangga, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Mojosari, sekitar pukul 04.30.
Kapolres Mojokerto AKBP Rachmad Iswan Nusi menyatakan, tersangka sebenarnya sudah menjadi target operasi sejak Agustus 2016. Pasalnya, dari evaluasi tim penyidik, tersangka merupakan pemain lama yang biasa beraksi di banyak TKP (tempat kejadian perkara). ’’Keduanya beraksi lebih dari 50 TKP, 11 di wilayah hukum Polres Mojokerto,’’ ungkapanya. Selebihnya, di Kota Mojokerto, Jombang, dan Gresik.
Rachmad menambahkan, petugas juga mengamankan seorang penadah perempuan bernama Siti Saimah, 55, warga Desa Terik, Kecamatan Krian, Sidoarjo. Nenek empat cucu itu ditangkap setelah petugas mengembangkan penyidikan. ’’Nenek ini sudah sejak lama menjadi penadah daging sapi curian,’’ jelasnya.
Pengakuan Saimah, sebelum dua pelaku beraksi, dia memberikan uang saku terlebih dulu untuk membeli bensin. ’’Setiap mau berangkat, uang Rp 100 ribu diberikan kepada pelaku,’’ tuturnya. Dalam dua tahun terakhir, ketiganya bekerja sama. Untuk sekali beraksi, pelaku bisa mengatongi keuntungan Rp 4–5 juta.
Rachmad mejelaskan, modus pencurian pelaku berbeda dari kelompok curwan lainnya. Jika biasanya pelaku berkelompok 3–4 orang, kali ini Djuri dan Subai memilih berdua. ’’Kemudian mereka membagi peran,’’ terangnya. (ori/ris/c21/ano)