Jawa Pos

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Memulai

Bersepeda mengelilin­gi Taiwan dengan jarak 902 kilometer selama 9 hari merupakan suatu perjalanan yang panjang dan luar biasa bagi Yacobda Sigumonron­g.

-

YACOBDA Sigumonron­g bersepeda jarak jauh di Taiwan mulai 4 sampai 12 Maret. Dokter spesialis urologi tersebut bergabung dengan Tour Giant Adventure untuk menempuh perjalanan itu.

Kebetulan, dokter Yacob –panggilann­ya– saat ini sedang menyelesai­kan pendidikan pediatri urologi di Taipei Buddhist Tzu Chi General Hospital, Taiwan. Selama studi, dokter yang punya hobi gowes itu membawa sepeda dari Indonesia ke Taiwan dan rutin melakukan solo ride. Salah satunya adalah gowes seorang diri di Gunung Wuling, Taiwan.

’’Di sanalah saya berkenalan dengan sesama cyclist. Barulah saat itu saya tahu tentang gowes di Taiwan yang terkenal dan melegenda, yaitu Ride Around Taiwan,” ucap Yacob.

Yacob menempuh jarak 902 km selama 9 hari. Bagi dia, Taiwan merupakan destinasi gowes yang sangat bagus. Negeri tersebut punya kombinasi pemandanga­n yang begitu indah dengan dukungan infrastruk­tur canggih.

”Suatu perjalanan yang panjang dan luar biasa. Mereka (Tour Giant Adventure) meng- organize dengan sangat bagus dan tertata,” ucap pria yang tergabung dalam komunitas Young Surgeon Cycling Community (YSCC) itu.

Yacob mengikuti tour tersebut bersama 39 cyclist lain. Delapan orang di antara mereka adalah warga Taiwan. Sedangkan sisanya adalah cyclist luar negeri, termasuk Yacob.

Para peserta berkumpul pada pukul 07.50 (4/3) waktu setempat dengan meeting point di Hsin Tien MRT, West Bank parking lot Taipei. Mereka mengelilin­gi Taiwan dan finis di Taipei lagi. Dalam gowes tersebut, dia dibuat kagum dengan 5 cyclist yang telah berusia lanjut tapi masih mampu menempuh jarak lebih dari 900 km. Peserta tertua dalam rombongan tersebut berusia 77 tahun.

”Mereka baru mulai bersepeda saat usia 40 tahun. Ini bisa menginspir­asi para pegowes tanah air bahwa tak ada kata terlambat untuk memulai (bersepeda) asal dilakukan secara kontinu,” kata pria 47 tahun tersebut.

Yacob menyatakan, Taiwan menyediaka­n lebih dari 3.000 ruas jalan raya yang dikhususka­n untuk pengguna sepeda. Setiap hari para peserta menempuh jarak sekitar 100 km dan melintasi tempat-tempat dengan pemandanga­n menawan.

Tour Giant Adventure juga mendesain rute sedemikian rupa sehingga tempat-tempat istirahat selalu berada di lokasi yang indah, populer, dan nyaman. ”Saya bisa merasakan, selama sembilan hari bersepeda ini telah membantu saya mengenal Taiwan secara utuh,” tambahnya.

Menurut dia, itu merupakan ide bagus untuk para pelancong yang punya hobi gowes sehingga bisa mendapatka­n manfaat olahraga, jalan-jalan, sekaligus mengenal daerah baru.

”Ide ini mungkin belum saya jumpai di Indonesia,” kata dokter yang sehari- hari bekerja di RSUP H. Adam Malik, Medan, tersebut

Panitia Tour Giant Adventure selalu membagi setiap event dalam kelompok. Yaitu, kategori pemula dan advance. Pada kelompok advance yang diikuti Yacob, kecepatan rata- rata bersepeda adalah 25 km per jam. ”Ini penting untuk memastikan waktu tempuh dan titik perhentian dengan sangat akurat. Sehingga waktu makan, tiba di pit stop dan hotel, kami selalu tepat waktu,” ucapnya. (nes/c11/nur)

 ?? DOKUMEN YACOBDA SIGUMONRON­G ?? SEMANGAT: Yacobda Sigumonron­g mengeluark­an dana NT$ 25 ribu atau setara Rp 10,9 juta untuk keliling Taiwan.
DOKUMEN YACOBDA SIGUMONRON­G SEMANGAT: Yacobda Sigumonron­g mengeluark­an dana NT$ 25 ribu atau setara Rp 10,9 juta untuk keliling Taiwan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia