Indeks Melaju, Rating RI Membaik
JAKARTA – Lonjakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akhir pekan lalu diharapkan mendorong optimisme dan keyakinan investasi di Indonesia. Pada Jumat lalu (17/3), IHSG ditutup menguat 22,19 poin atau 0,40 persen ke level 5.540,43. Angka tersebut merupakan rekor IHSG tertinggi sejak 1992.
Selain itu, kinerja IHSG 2016 sempat menjadi salah satu yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir di dunia. Yakni, dengan return 193,36 persen. Dalam tahun berjalan 2017, IHSG menempati peringkat terbaik ke-2 di Asia Pasifik sekaligus peringkat ke-5 di dunia dengan return 15,32 persen.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia ( BEI) Hosea Nicky Hogan mengungkapkan, tingginya capaian IHSG bisa menjadi pemicu peningkatan outlook rating investasi, terutama dari lembaga Standard & Poor’s (S&P). ’’Saya rasa juga ada sebuah berita yang memberikan sinyal indikasi kemungkinan S&P memulihkan rating Indonesia,’’ katanya dalam diskusi bertema Mempertahankan Kinerja Pasar Modal Indonesia di Tengah Gejolak Kondisi Global di Jakarta kemarin (18/3).
S&P sendiri memberikan peringkat BB+ atau di bawah investment grade. Padahal, lembaga pemeringkat lain seperti Fitch Ratings dan Moody’s telah memberikan rating investment grade ke Indonesia, sekaligus merevisi outlook dari stable menjadi positive. Yang terbaru, Indonesia juga mendapat peringkat dari Japan Credit Rating Agency (JCRA), yakni dari stable menjadi positive.
Tahun ini Indonesia tengah menunggu pengumuman dari S&P pada pertengahan Mei mendatang. Jika rating- nya naik, ada harapan bagi kenaikan kinerja indeks di bursa saham serta pertumbuhan ekonomi.
Menurut Nicky, selain tingginya capaian indeks di bursa saham, kebijakan pemerintah di sektor fiskal seperti amnesti pajak ( tax amnesty) serta upaya deregulasi melalui paket-paket kebijakan menjadi bahan pertimbangan bagi S&P dalam menaikkan peringkat utang RI. ’’Saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena secara fundamental semua berjalan baik. (rin/c17/oki)