Jangan Mudah Percaya Berita Hoax
SURABAYA – Penyebaran berita
masih menjadi permasalahan yang belum bisa diselesaikan. Setiap hari ada saja informasi menyesatkan yang disebarkan di media sosial. Jenisnya pun beragam. Karena itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengimbau masyarakat untuk mewaspadainya.
Itulah yang disampaikan Lukman pada sambutan prosesi wisuda ke- 78 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel ( UINSA) Surabaya kemarin ( 18/ 3). Menurut dia, percaya berita hoax bisa berdampak pada perpecahan antarumat beragama
’’Dampaknya fatal,’’ ucapnya. Berita hoax biasanya sengaja disebarkan dengan maksud tertentu. Namun, sebenarnya sumber berita, isi kejadian, dan kebenarannya tidak bisa dibuktikan. Karena itu, Lukman mengimbau masyarakat untuk tidak menerima mentahmentah berita hoax.
Dalam kesempatan tersebut, Lukman juga menuturkan bahwa berita hoax ada sejak zaman dahulu. Lukman mengajak masyarakat untuk lebih berpikir terbuka dan cerdas.
Menurut dia, diperlukan kearifan dalam diri setiap orang untuk bisa merespons keragaman yang berkembang saat ini. ’’Jangan disikapi dengan saling menyalahkan dan menganggap dirinya paling benar,’’ tegasnya.
Hal tersebut juga berkaitan dengan status Indonesia sebagai negara majemuk. Yakni, terdiri atas beberapa suku, agama, dan ras. Jangan sampai berita-berita yang tidak benar memecah persatuan yang telah diperjuangkan para pahlawan kemerdekaan.
Keterbukaan informasi saat ini tidak hanya membawa dampak positif. Ada juga sisi negatifnya, yakni masyarakat lebih mudah berpendapat. Namun, tidak jarang kebablasan, bahkan sampai menggunakan kata-kata yang kurang pantas. Akibatnya, malah timbul kebencian. Padahal, belum tentu informasi yang didapatnya itu bisa dipertanggungjawabkan. ’’Karena itu, muslim tidak hanya harus tinggi secara intellectual quotient, emotional quotient, spiritual quotient, tapi juga cultural quotient- nya. Artinya, harus memiliki kecerdasan budaya untuk memahami dan menyikapi perbedaan,’’ paparnya.
Sementara itu, Rektor UINSA Prof Dr Abd. A’la mengimbau para wisudawan dan wisudawati untuk memacu diri agar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Ilmu yang didapat selama berada di bangku perkuliahan harus diterapkan sebagaimana mestinya. ’’Tolong jangan ikut-ikutan menjual berita hoax dan menyebar fitnah,’’ tegasnya.
A’la menambahkan, para wisudawan dan wisudawati juga harus berupaya menjadi sarjana yang berintegritas dan mampu menjawab tantangan saat ini. Caranya dengan berpikir kreatif, inovatif, dan bijaksana. (ant/c7/git)