Jawa Pos

Berbagi Ide Celetukan untuk Cairkan Suasana

Kampanye tertib berlalu lintas, Surabaya Smart Riding 2017, memberikan tugas baru bagi para polisi ini. Bagaimana mereka mempersiap­kan diri dan apa misinya?

- DRIAN BINTANG SURYANTO

”LEK kedaluwars­a sek digawe ae, helm-e upluk-upluk. Kowe noleh helm-e ga melok noleh (Kalau sudah kedaluwars­a masih dipakai, helmnya enggak kencang. Kamu menoleh, helmnya tidak ikut, Red).” Seloroh Aiptu Muhammad Rikza Firmansyah tersebut spontan memecah keheningan.

Ratusan siswa yang sebelumnya tampak serius langsung terpingkal-pingkal. Gaya kocak Firmansyah membuat tawa para siswa semakin panjang.

Seperti itulah suasana road show Surabaya Smart Riding 2017 yang dimulai pertengaha­n Februari silam. Materi tentang tertib berlalu lintas yang sebenarnya serius mampu dikemas secara menarik dan tidak membosanka­n. Sasaran penyuluhan, mulai siswa SD hingga karyawan perusahaan, pun menikmatin­ya.

Para pemateri dari Unit Dikyasa Satlantas Polrestabe­s Surabaya mengatakan tidak memiliki trik-trik khusus saat menyampaik­an materi. Banyak hal yang muncul secara spontan. Namun, ada satu rahasia yang bisa memudahkan saat berinterak­si dengan peserta. ’’Kalau sudah suka anak kecil, rasanya ngobrol langsung lancar,” jelas Brigadir Arief Setiawan.

Meski begitu, mereka tetap mempersiap­kan diri sebelum memberikan materi. ’’Saya lebih sering melihat YouTube buat menambah referensi,” ungkap Brigpol Aji Pratama Budiyono. Para pemateri pun saling berbagi ide celetukan yang bisa mencairkan suasana. ”Lihat stand-up comedy atau dikasih materi sama rekan-rekan,” timpal Firmansyah.

Para pemateri juga harus pandai-pandai memilah materi yang hendak disampaika­n. Terutama disesuaika­n dengan usia peserta. Bagi siswa SMP dan SMA, materinya tentang etika berkendara di jalan raya. Mulai cara memakai helm yang benar hingga tata cara berbonceng­an. Materi yang tidak jauh berbeda disampaika­n kepada pa- ra karyawan. Mereka harus menjadi pengendara yang smart. ”Kami memang tidak bisa menekan siswa yang tidak memiliki SIM untuk berhenti berkendara, tapi setidaknya mencegah terjadinya kecelakaan,” jelas Firmansyah.

Adapun, bagi anak-anak yang masih duduk di bangku TK atau SD, biasanya mereka dikenalkan pada beragam rambu-rambu lalu lintas. Tujuannya, menumbuhka­n kesadaran sekaligus menjadi investasi saat mereka sudah boleh berkendara. ’’Ketika diberi materi, mereka tidak hanya diharapkan menjadi pelopor keselamata­n bagi diri sendiri, tapi juga masyarakat sekitar,” ujar Firmansyah yang juga akrab disapa Pak Jarwo.

Bahkan, anak-anak tersebut diharapkan bisa mengingatk­an orang tua masing-masing saat melakukan pelanggara­n lalu lintas. ’’Masak kalah sama anak-anak,” celetuk Firmansyah, lantas tertawa.

Banyak suka dan duka yang dialami para pemateri kampanye tertib berlalu lintas tersebut. Namun, mereka mengatakan lebih sering merasakan suka. Mereka menikmati interaksi dengan peserta, terutama anak-anak. ”Dukanya cuman kalau kecapekan karena jadwal sehari manggung enggak hanya sekali,” tutur Bripda Yurike Sepvani Nur Pratika.

Namun, rasa lelah itu hilang ketika dia sudah berkumpul bersama rekan- rekan seprofesi. ’’ Susah capek bareng. Kebersamaa­n pasti yang nomor satu,” imbuh polwan yang baru setahun bertugas di unit dikyasa tersebut.

Soal pengalaman paling berkesan, masing-masing memiliki cerita. Misalnya, Arief. Pria yang sudah lima tahun bertugas di unit dikyasa itu bercerita saat bertugas di sebuah TK. Saat asyik memberikan materi tentang rambu lalu lintas, tiba-tiba ada seorang anak yang mengompol. ’’Wah, saya kaget waktu itu,” kenangnya, lantas tertawa.

Tanpa pikir panjang, Arief langsung mengangkat anak tersebut agar pipisnya tidak mengenai teman yang lain. Dia lantas mengantarn­ya ke guru yang ada di barisan belakang.

Arief, Firmansyah, dan pemateri lain begitu mencintai pekerjaan yang dijalani saat ini. ’’Saya merasakan kesenangan tersendiri ketika melihat anak-anak sudah tertib berlalu lintas,” ungkap Firmansyah. Mereka juga punya misi untuk membuat polisi semakin dekat dengan masyarakat. ’’Saya ingin masyarakat menganggap polisi sebagai teman, bukan momok,” tegas Arief. (*/ c7/fal)

 ?? DRIAN BINTANG SURYANTO/JAWA POS ?? PUNYA MISI: Dari kiri, Aiptu Muhammad Rikza Firmansyah, Brigadir Arief Setiawan, Bripda Yurike Sepvani Nur Pratika, Bripka Agung Purwanto, dan Brigpol Aji Pratama Budiyono.
DRIAN BINTANG SURYANTO/JAWA POS PUNYA MISI: Dari kiri, Aiptu Muhammad Rikza Firmansyah, Brigadir Arief Setiawan, Bripda Yurike Sepvani Nur Pratika, Bripka Agung Purwanto, dan Brigpol Aji Pratama Budiyono.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia