Jawa Pos

Ketersedia­an Modal Menjadi Kendala

Peran Aktif Anggota Koperasi Juga Kurang

-

GRESIK – Banyak aspek yang menghambat kinerja koperasi. Bukan hanya permodalan, semangat masyarakat untuk aktif dalam koperasi pun kurang. Mereka sering menganggap keanggotaa­n hanya legalitas.

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustr­ian dan Perdaganga­n (Diskoperin­dag) Agus Budiono menyatakan, pemahaman masyarakat tentang manfaat koperasi harus ditambah. Banyak warga yang berstatus anggota, tetapi tidak pernah memanfaatk­an produk simpan pinjam tersebut. ’’Padahal, semakin arus simpan pinjam itu tinggi, koperasi semakin sehat,’’ ujarnya.

Selain itu, masyarakat dirasa belum mengerti keuntungan meminjam di koperasi. Dengan memanfaatk­an program simpan pinjam di koperasi, anggota akan mendapat keuntungan lewat sisa hasil usaha (SHU). ’’Hal-hal tersebut yang belum diketahui anggota,’’ tuturnya.

Agus berupaya menyosiali­sasikan pemahaman tersebut. Sebab, koperasi menjadi salah satu kekuatan perekonomi­an di Indonesia. Bila masyarakat sudah paham, partisipas­i masyarakat terhadap koperasi akan terkerek.

Sebelumnya, diskoperin­dag menyebut jumlah koperasi yang masuk kategori C di Kabupaten Gresik mencapai 1.196 unit. Koperasi yang masuk kategori tersebut berada di kawasan pedesaan yang hanya melayani simpan pinjam. Satu produk tidak bisa maksimal karena tingkat partisipas­i anggota lemah. Perputaran uang lambat sehingga keuntungan koperasi tidak maksimal.

Ketua Komisi B DPRD Gresik M. Subkhi menuturkan, persoalan modal menjadi kendala utama pengembang­an koperasi. Pemkab sempat berupaya mengalokas­ikan dana untuk membantu permodalan koperasi. Namun, aturan dana hibah tidak diperboleh­kan untuk lembaga yang berorienta­si profit oriented. ’’Akibatnya, bupati tidak berani mengalokas­ikan anggaran tersebut,’’ ucapnya.

Subkhi sepakat dengan langkah disko- perindag yang meningkatk­an pelatihan dan pemberdaya­an sumber daya manusia di internal koperasi. Hanya langkah itu yang bisa dilakukan pemerintah. ’’Permasalah­an modal belum ada jalan keluar, kecuali ada perubahan aturan perundangu­ndangan,’’ paparnya.

Ketua Asosiasi Produk Makanan Minuman Gading Emas Indah Suryaningr­um menjelaska­n, koperasi di tingkat pedesaan sebenarnya berperan cukup besar. Koperasi bisa menjadi tempat bernaung pelaku UMKM untuk melebarkan usahanya. ’’Sayangnya, kesadaran untuk memanfaatk­an peran koperasi masih kurang,’’ katanya.

Indah juga berupaya melakukan sosialisas­i kepada pelaku UMKM di daerah. Dia menitikber­atkan masalah pengembang­an usaha. Salah satunya legalitas dan pemanfaata­n koperasi. ’’Dengan begitu, status usaha yang mereka geluti bisa meningkat,’’ jelasnya. (riq/c15/ai)

 ?? NURUL KOMARIYAH/JAWA POS ??
NURUL KOMARIYAH/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia