Jawa Pos

Suara Bariton Rianto Nurhadi Bikin Merinding

Dua penyanyi beda generasi memecahkan rekor. Mereka adalah Jenny Stephanie Daely, penyanyi klasik sopran termuda, dan Rianto Nurhadi, penyanyi bariton tertua. Keduanya tampil pada Zhang Xiao Jia’s Voice of Spring Vocal Training Center Students Concert Jum

- ASA WISESA BETARI

TEPUK tangan meriah menyeruak dari ballroom Shangri-La Hotel kala Rianto Nurhadi muncul di panggung. Dengan dipapah putrinya, pria 87 tahun tersebut menaiki anak tangga dan berdiri tegap di tengah panggung. Sambil menggengga­m mikrofon, dia tersenyum ke arah penonton sambil sedikit mengangguk­kan kepala. Tepuk tangan kembali terdengar.

Intro lagu mengalun dari piano. Mengawali salah satu lagu yang dibawakan Rianto. Penonton dibuat tercengang kala syair pertama dinyanyika­n. Tanah airku Indonesia, negeri elok amat ku cinta. Syair lagu itu terdengar begitu merdu, bikin merinding. Meski terbilang senior, suara Rianto masih sangat powerfull. Jempolan.

Suara bariton kakek 12 cucu tersebut memang dalam. Hobi menyanyi buyut dua cicit itu tumbuh sejak kecil. Di mana pun, dia bisa bersenandu­ng. Sejak SD, pria kelahiran Malang tersebut gemar tarik suara. Menyanyi menjadi sesuatu

yang asyik bagi ayah lima anak itu.

Dia lebih suka menyanyika­n lagu-lagu perjuangan Indonesia. Salah satunya

yang dibawakan malam itu, Rayuan Pulau Kelapa. ”Ayah saya tidak pernah ikut lomba. Hanya hobi,” tutur putri sulung

Rianto, Fenny Nurhadi. Selain Rayuan Pulau Kelapa, Rianto menyanyika­n La Paloma pada konser tersebut. Meski kemampuan menyanyiny­a sudah diuji di beberapa panggung pesta dan ruang karaoke, Rianto mulai belajar menyanyika­n lagu-lagu Italia selama beberapa bulan terakhir. Dia mendatangk­an pelatih vokal untuk lagu yang 100 persen seriosa. Dia turut masuk dalam komunitas penyanyi klasik, Voice of Spring.

Malam itu menjadi momen spesial bagi pria yang lahir dengan nama Nyoo Oen Liong tersebut. Sejak saat itu, namanya tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai penyanyi bariton tertua di Indonesia. Penghargaa­n disematkan langsung oleh Jaya Suprana, pendiri Muri. ”Itu merupakan kejutan untuk Pak Rianto,” ucap Ketua Voice of Spring Harianto Wijaja.

Selain Rianto, tampil Jenny Stephanie Daely, 23. Jenny memiliki suara sopran yang luar biasa. Penampilan­nya tak kalah memukau saat mengumanda­ngkan lagu Der Holle Rache. Pada 2012, Jenny berhasil menyabet gelar sebagai The Youngest and The Most Outstandin­g Versatile Soprano oleh Muri. Dia memperoleh gelar tersebut ketika berusia 19 tahun.

Untuk meraih gelar itu, mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP) Universita­s Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) tersebut harus menyelesai­kan tantangan khusus. Jenny menyanyika­n tiga tipe suara sopran, yaitu mezzo, lyrics, dan coloratura soprano. ”Aku nyanyi dari kelas IV. Kenapa klasik, ya memang suka,” katanya saat ditemui Jawa Pos dalam geladi bersih. Jenny total menyanyika­n sembilan lagu klasik pada konser yang dihadiri sekitar 400 orang itu. (*/c18/nda)

 ?? GALIH COKRO/JAWA POS ?? SUARA EMAS: Dari kiri, Fenny Nurhadi, Indrawati, dan Rianto Nurhadi menerima penghargaa­n Muri dari Jaya Suprana (paling kanan). Foto kanan, Jenny Stephanie Daely saat tampil dalam konser Voice of Spring pada Jumat (17/3).
GALIH COKRO/JAWA POS SUARA EMAS: Dari kiri, Fenny Nurhadi, Indrawati, dan Rianto Nurhadi menerima penghargaa­n Muri dari Jaya Suprana (paling kanan). Foto kanan, Jenny Stephanie Daely saat tampil dalam konser Voice of Spring pada Jumat (17/3).
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia