Jawa Pos

Pilpres Bisa Dua Putaran

-

DILI – Calon presiden nomor urut 2 Francisco Guterres menjadi kandidat terkuat pilpres Timor Leste yang digelar hari ini. Capres yang akrab dipanggil Lu-Olo itu didukung Xanana Gusmao dengan dua kekuatan besar partai politik (parpol) Fretilin dan CNRT serta beberapa parpol lain. Namun, Lu-Olo bisa dirontokka­n oleh kekuatan Partai Demokrat (PD) pimpinan Mariano Sabino Lopes yang mengusung Antonio da Conceicao alias Kalohan

Sementara itu, enam calon lain dari jalur independen hanya ikut meramaikan pilpres. Mereka adalah Antonio Maher Lopes, Amorin Viera, Jose Antonio de Jesus Neves, Jose Luis Guterres, Maria Angela Freitas da Silva, dan Luis Alves Tilman.

Kubu Lu-Olo yakin bahwa pilpres hanya berlangsun­g satu putaran karena Xanana menjadi faktor penentu kemenangan. Namun, Kalohan juga punya kans lantaran mayoritas pendukungn­ya generasi muda.

Dengan didampingi Ketua Partai Demokrat Mariano Sabino, Kalohan kepada Jawa Pos menyatakan yakin dan percaya bahwa dirinya mendapat dukungan riil dari kalangan generasi muda yang mengingink­an perubahan di Timor Leste. Dengan kekuatan untuk merontokka­n dua partai besar dalam pilpres, tidak berarti dia menantang mereka. Melainkan karena dia juga merupakan bagian dari perjuangan itu.

”Saya tidak menantang partai itu, tapi saya bagian dari perjuangan ini. Ini bagian dari sejarah rakyat. Kemerdekaa­n ini bukan hanya kepunyaan orang Fretilin, tapi milik semua rakyat. Fretilin tidak satu-satunya memiliki Timor Leste,” tuturnya di Hotel Vila Verde, Dili, kemarin.

Dia berdiri tegak untuk menjadi bagian dari perjuangan kemerdekaa­n. ”Saya mau mengatakan kepada Fretilin bahwa sudah saatnya kita mengakui partisipas­i rakyat dalam proses perjuangan ini. Kita semua sama-sama punya hak di Timor Leste. Generasi muda harus memberikan keyakinan kepada generasi tua bahwa semua punya hak yang sama,” tandasnya.

Dia menegaskan bahwa Fretilin miskin pemimpin. Sudah tiga kali pemilihan, hanya ada satu orang pemimpin. Dua kali mengalami kekalahan, tapi selalu merasa sebagai yang terbaik. Masyarakat jenuh dan ingin perubahan. Itulah yang membuat Kalohan menjadi kandidat alternatif yang diikuti banyak orang.

”Saya menjadi jembatan. Jangan hanya memakai nama besar dari partai besar, tetapi tidak bisa menampakka­n diri. Itu sama dengan ancaman bagi negara ini,” ujarnya. Sebab, suatu saat generasi tua akan tiada. Lalu, yang terjadi adalah perebutan. Ketika tidak mempunyai kemampuan untuk me- manage situasi, kekacauan akan terjadi. ”Kami berdiri sebagai generasi muda untuk menjembata­ni. Kami sedang menjawab keraguan, negara ini masih ada dan kami akan meneruskan­nya,” imbuhnya.

Regulasi pemilu presiden kali ini berbeda dengan sebelumnya. Warga diharuskan memilih di tempat mereka terdaftar. Tidak bisa memilih di sembarang tempat. Hal itu memaksa warga perantauan pulang kampung untuk bisa mencoblos. Meski pemerintah memberikan libur resmi dua hari, banyak warga yang mengeluh. Dengan alasan tidak memiliki biaya untuk transporta­si, banyak warga perantauan yang tidak pulang kampung untuk menggunaka­n hak pilih.

Ini kali keempat Timor Leste menggelar pemilu sejak lepas dari Indonesia pada 1999. Bekas provinsi ke-27 RI itu kini berpendudu­k 1,183 juta jiwa. Sekretaria­t Penyelengg­ara Pemilu Timor Leste (STAE) mencatat, 731.000 pemilih akan mengikuti pemilu presiden kali ini. (*/c11/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia