Jawa Pos

Akibat Susah Lepas dari Tekanan

Praveen/Debby Gagal Juara Lagi

-

BASEL – Harapan Indonesia untuk membawa pulang gelar dari Swiss Open kandas. Satu-satunya wakil di partai puncak, ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto, kalah oleh ganda Thailand Dechapol Puavaranuk­roh/Sapsiree Taerattana­chai. Mereka menyerah

straight game 18-21, 15-21. Hasil itu sekaligus menjadi momen kelabu bagi Praveen/Debby. Di All England, pasangan yang menghuni ranking delapan dunia tersebut harus terhenti di babak pertama dari pasangan Jepang Yuta Watanabe/ Arisa Higashino. Padahal, Praveen/ Debby berstatus sebagai juara bertahan dan lama dipersiapk­an khusus untuk All England.

Nah, kesempatan untuk bisa membawa pulang gelar itu sebenarnya bisa terjadi di final kemarin. Apalagi, Dechapol/Sapsiree berada satu setrip di bawah mereka. Dalam hal pengaman pun, Praveen/Debby unggul jauh.

Pada game pertama, Praveen/ Debby bisa langsung unggul 11-8. Namun, Dechapol/Sapsiree langsung melejit dengan menyamakan skor, sebelum kemudian menutup game pertama dengan 21-18.

Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti menyatakan, sejak awal, ganda Thailand itu berada di puncak permainan. Sebab, sehari sebeumnya, mereka berhasil membungkam unggulan pertama Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen, secara rubber game 21-19, 13-21, dan 21-19.

Hal itu, lanjut Susy, membuat konfidensi Dechapol/Sapsiree terangkat. ”Imbasnya, permainan mereka begitu rapi,” ujarnya ketika dihubungi via WhatsApp kemarin.

Sementara itu, bagi Praveen/Debby, tekanan begitu terlihat pada permainan mereka. Pasangan yang baru ditandemka­n pada 2014 tersebut sering membuat kesalahan sendiri. Selain itu, variasi pukulan silang yang dilakukan Dechapol/ Sapsiree membuat Praveen/Debby, yang merupakan pemain bertipikal menyerang, tidak bisa mengembang­kan permainan.

”Akurasi pukulan maupun defense keduanya tidak maksimal,” tutur peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut. Akibatnya, mereka yang mulanya unggul pada game pertama bisa direduksi sehingga yang ada pasangan berbeda usia enam tahun itu harus puas berakhir sebagai runner-up.

Hal tersebut tentu sangat disayangka­n. Sebab, sejatinya, PBSI berharap ganda campuran bisa membawa pulang trofi dari ajang dengan level Grand Prix Gold itu. Hal tersebut tentu bakal menjadi evaluasi PBSI sebelum menatap turnamen lainnya seperti Malaysia Open Super Series Premier. ”Pukulan keduanya sangat bagus. Tetapi, secara pertahanan harus bersih,” sebut Susy. ”Mereka juga harus memiliki mentalitas untuk siap di segala posisi,” imbuhnya. (apu/c24/ady)

 ?? PP PBSI ?? EVALUASI BESAR: Ganda campuran Praveen Jordan/ Debby Susanto hanya menjadi runner-up di Swiss Open 2017.
PP PBSI EVALUASI BESAR: Ganda campuran Praveen Jordan/ Debby Susanto hanya menjadi runner-up di Swiss Open 2017.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia