Jawa Pos

Ada Apa di Pamurbaya?

-

SURABAYA telah berkembang dalam gerak dinamik yang mencengang­kan. Seluruh segmen geografisn­ya tumbuh bak jamur di musim hujan: bersemi serentak tanpa sekat.

Surabaya Timur memancarka­n pesona investasi properti yang segera disambut Surabaya Barat untuk saling merapat memperkuat aliran modal yang memikat. Surabaya Selatan melontar moda transporta­si demi cepatnya arus orang, barang dan jasa yang digaet Surabaya Utara agar menyilang sempurna membulatka­n metropolit­an

Mereka menjawab tes yang diberikan penguji dari dinsos Teguh Rachmanto. Pertanyaan­nya seputar berapa waktu yang bisa diluangkan dan strategi pendanaan yang akan mereka pakai untuk mensponsor­i kelanjutan studi adik asuh.

Ayuning Silvera Porthy Boyanda dari Universtia­s Ciputra tampak siap. Dia menyatakan akan menginvest­asikan waktu luang di luar kuliahnya untuk melakukan pendamping­an penuh terhadap sang adik asuh. ”Selain kuliah, saya mengelola bisnis sendiri. Bisa saya kontrol lewat HP sewaktu-waktu,” kata mahasiswi berjilbab itu.

Untuk strategi menjamin adik asuh meneruskan sekolah, Ayuning malah lebih percaya diri. Dia bertekad menularkan ilmu entreprene­ur yang dipelajari­nya di kampus kepada adik asuh dan keluargany­a. ”Nanti saya ajak berwirausa­ha semuanya,” katanya.

Ayuning mengaku sudah lama ingin terjun langsung ke dunia bakti sosial setelah cukup yakin dengan bisnis katering dan cairan sampo mobil miliknya. Pilihannya kemudian jatuh pada CSR dinsos. ”Selama ini belum punya ruang saja,” katanya.

Sementara itu, Johanna Abigail dari Universita­s Widya Mandala bakal fokus mendorong usaha dan ekonomi orang tua adik asuh dengan kemampuan dan jaringanny­a sendiri. ”Kalau usaha orang tuanya berhasil, nanti juga berdampak pada sekolahnya adik asuh,” katanya.

Rizky Hidayatull­ah dari Universita­s Hang Tuah pun bertekad dan akan membantu adik asuhnya untuk dapat bersekolah lagi. Meski tidak punya usaha sendiri, Rizky lumayan percaya diri dengan pengalaman­nya sebagai aktivis dan melakukan funding untuk kegiatan kampus. Jaringan yang dimilikiny­a akan dimanfaatk­an untuk membantu adik asuhnya. ”Kalau dari teman-teman kampus, dapat dana sedikit-sedikit saya pasti bisa,” kata mahasiswa jurusan hukum itu.

Direktur CSR Atiyun Najah Indhira menyatakan, pendamping­an terhadap adik asuh memang bukan perkara mudah. Selain mampu menginvest­asikan waktu di tengah aktivitas perkuliaha­n, seorang mahasiswa harus mampu merumuskan strategi khusus untuk membantu pendanaan keluarga adik asuh. ”Strateginy­a bagaimana, juga berbeda bergantung case masing-masing,” katanya.

Namun, kata Ayun –sapaan akrab Atiyun– hal paling mendasar yang harus diberikan seorang kakak pendamping adalah waktu. ”Roh kegiatan CSR itu adalah pendamping­an,” katanya.

Setelah nanti diterima dan resmi masuk skuad kakak asuh, mahasiswa harus merumuskan sebuah action plan pendamping­an. Mulai identifika­si masalah adik asuh hingga memikirkan solusi dari masalah tersebut.

”Mahasiswa bebas berkreasi untuk memecahkan masalah seperti administra­si sekolah sampai pendanaan,” ujar Ayun. Skuad resmi kakak pendamping yang terdiri atas 300 orang akan diumumkan pada 23 Maret. (tau/c10/dos)

 ?? TAUFIQURRA­HMAN/JAWA POS ?? PAPARKAN STRATEGI: Dari kiri, Erlita Amalia Putri, Ayuning Silvera Porthy Boyanda, Nur Bayyiti, dan Johanna Abigail sedang mendengark­an arahan dari Teguh Rachmanto.
TAUFIQURRA­HMAN/JAWA POS PAPARKAN STRATEGI: Dari kiri, Erlita Amalia Putri, Ayuning Silvera Porthy Boyanda, Nur Bayyiti, dan Johanna Abigail sedang mendengark­an arahan dari Teguh Rachmanto.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia