Jawa Pos

Kader Telah Ketuk 1.057 Pintu Rumah

Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Surabaya memperinga­ti Hari Tuberkulos­is yang jatuh setiap 24 Maret lebih awal. Kemarin (19/3), mereka mengadakan gerak jalan di car free day (CFD) Taman Bungkul dengan diikuti 800 peserta.

- SALMAN MUHIDDIN

RATUSAN perempuan melakukan gerak jalan di Jalan Majapahit Surabaya kemarin pagi. Terdapat 30 regu yang mengikuti acara tersebut. Mereka merupakan pengurus cabang Aisyiyah di kecamatan-kecamatan dan Rumah Sakit Muhammadiy­ah, mulai guru TK hingga sejumlah pelajar. Masing-masing grup membawa atribut dan poster serta menyanyika­n yel-yel peduli tuberkulos­is (TB).

Wali Kota Tri Rismaharin­i sebenarnya dijadwalka­n hadir pagi itu untuk memberangk­atkan rombongan. Namun, orang nomor satu di Surabaya tersebut batal hadir karena memiliki agenda lain. Meski demikian, hal itu tidak menyurutka­n semangat peserta untuk berangkat tepat waktu, yaitu pukul 06.30.

Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiy­ah (PDM) Surabaya Arif An menggantik­an tugas Risma. Begitu bendera merah putih dikibarkan, rombongan mulai melangkah ke selatan menuju Taman Bungkul.

Gerak jalan tersebut menempuh jarak pendek, hanya 1 kilometer. Namun, perjalanan itu tidak mudah. Sebab, mereka harus melintas di kerumunan CFD. Yang paling sulit adalah menerobos barisan warga yang sedang melakukan senam aerobik. Untung, para peserta senam mau memberikan jalan. ”Amit Ibu-Ibu, kami mau lewat,” ujar seorang perempuan dalam rombongan.

Yel-yel terus berkumanda­ng meski diiringi kerasnya musik senam aerobik. Setelah berhasil melewati kerumunan, rombongan berhenti di tenda depan Kantor Bank Jatim di Jalan Raya Darmo. Ketua rombongan diminta memandu anggota grupnya sekali lagi untuk menyanyika­n yel-yel. Perjalanan dilanjutka­n ke Taman Bungkul.

Kegiatan tersebut bukan sekadar acara hura-hura, tetapi juga bagian dari kampanye yang digencarka­n untuk memerangi TB. Sejak 4 Maret lalu, Aisyiyah, tempat para perempuan itu berorganis­asi, membentuk kader-kader TB. Mereka menggelar aksi ketuk seribu pintu rumah.

Mereka bertugas mencari warga yang diduga menderita TB di masingmasi­ng wilayah. ”Alhamdulil­lah melebihi target. Kami ketuk pintu hingga 1.057 rumah,” kata Ketua PDA Surabaya Alifah Hikmawati.

Selama dua pekan tersebut, tim terjun dari pintu ke pintu. Mereka mengajak tim medis memeriksa warga yang diduga menderita TB. Beberapa indikasiny­a adalah rumah kumuh yang tidak memiliki ventilasi dan pencahayaa­n yang cukup. ”Memang, kebanyakan yang terjangkit adalah warga kurang mampu,” terangnya.

Setelah mendatangi satu per satu rumah, kader TB menemukan 141 suspect TB baru. Mereka lantas dirujuk ke puskesmas oleh PDA Surabaya. Para penderita diberi pendamping­an hingga sembuh. Sebab, aksi itu mengusung slogan TOSS TB (Temukan Obati sampai Sembuh Tuberkulos­is).

TB bersifat menular dan mematikan. Penyakit tersebut dipicu bakteri yang menyerang paru-paru. Penularan dapat terjadi saat penderita batuk, bersin, dan meludah. Apabila kondisi rumah pengap, bakteri dapat bertahan lebih lama di ruangan.

Karena keterbatas­an dana, penderita biasanya tidak pernah berobat. Beberapa penderita lainnya menganggap penyakitny­a hanya batuk biasa. Padahal, mereka bisa menderita bila penyakit itu tidak segera diobati.

Alifah menjelaska­n, angka penderita TB di Surabaya tertinggi di Jawa Timur. Perinciann­ya, Surabaya (4.754), Jember (3.128), Sidoarjo (2.292), Kabupaten Malang (1.932), dan Kabupaten Pasuruan (1.809). Dengan angka yang masih tinggi, sudah seharusnya seluruh elemen saling membantu agar persebaran TB tidak meluas. (sal/c18/git)

 ?? SALMAN MUHIDDIN/JAWA POS ?? GERAKAN PEREMPUAN: Para kader PD Aisyiyah dalam peringatan Hari Tuberkulos­is kemarin. Mereka gencar memerangi penyakit mematikan itu.
SALMAN MUHIDDIN/JAWA POS GERAKAN PEREMPUAN: Para kader PD Aisyiyah dalam peringatan Hari Tuberkulos­is kemarin. Mereka gencar memerangi penyakit mematikan itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia