Jawa Pos

Razia Pelajar Tak Akan Mengendur

-

SIDOARJO – Satlantas Polresta Sidoarjo dan polsek jajaran terus menunjukka­n konsistens­i dalam menyoroti tren pelajar yang membawa motor ke sekolah. Hasil penindakan kepada para pelanggar menjadi acuannya. Dalam dua pekan terakhir, tercatat sudah ada 2.555 surat tilang yang dilayangka­n kepada siswa yang masih nekat melanggar.

Dalam tujuh hari terakhir petugas menemukan 1.355 siswa bermotor. Jumlah itu naik dari pekan sebelumnya dengan 1.200 penindakan. ’’Upaya penertiban dengan mengambil tindakan tegas kepada para pelanggar tidak akan dikendurka­n,’’ kata Baur Tilang Polresta Sidoarjo Bripka Mochammad Zamroni kemarin (19/3).

Menurut dia, sejumlah petugas memang sengaja ditempatka­n di jalur-jalur yang terindikas­i dilewati para siswa. Mereka fokus pada jam berangkat dan pulang sekolah. Para personel wajib menghentik­an pengendara yang melanggar peraturan.

’’Langsung dihentikan dan diberi surat tilang,’’ tegasnya. Zamroni mengungkap­kan, jenis pelanggara­n terbanyak masih didominasi tidak adanya surat izin mengemudi (SIM). Data minggu lalu, contohnya. Ditemukan 701 pengendara yang berani memacu kendaraan meski belum memiliki SIM. ’’Urutan jenis pelanggara­n terbanyak kedua adalah berkendara tanpa helm,’’ paparnya

Dia merasa prihatin dengan fakta tersebut. Berkendara tanpa menggunaka­n helm sangat berbahaya. Sebab, pelindung kepala itu adalah peralatan wajib yang bisa mengurangi potensi cedera fatal jika terlibat kecelakaan. ’’Kebanyakan berdalih jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh sehingga malas memakai helm. Masyarakat harus ingat bahwa kecelakaan bisa terjadi di mana dan kapan saja,’’ tambahnya.

Selama menggerakk­an kampanye Save Our Student (SOS), pihaknya juga banyak menyita kendaraan perotolan. Motor yang tidak memenuhi spesifikas­i alias tidak standar itu juga ditemukan polsek jajaran di wilayah masingmasi­ng.

’’Hampir setiap hari ada yang dikandangk­an,’’ ungkap Zamroni. Motor-motor yang disita itu dimodifika­si sedemikian rupa hingga menyerupai motor balap. Bodi menjadi lebeh ceper dengan ban kecil dan menggunaka­n knalpot brong. ’’Bisa diambil setelah mengikuti persidanga­n,’’ paparnya. ’’Kondisinya juga harus dikembalik­an ke bentuk standar awal sebelum dibawa pulang,’’ ucapnya.

Kanit Dikyasa Polresta Sidoarjo Iptu Saripi menambahka­n, tren membawa motor ke sekolah bagi siswa belia tidak hanya berpotensi merugikan diri sendiri. Orang lain pun bisa terkena getahnya. ’’Keberadaan pengendara yang secara emosi belum stabil seperti mereka rawan memicu terjadinya kecelakaan,’’ tegasnya.

Imbas lainnya adalah memperpara­h kemacetan lalu lintas. Volume jalan yang tidak bertambah bakal sulit menampung banyaknya kendaraan. ’’Belum lagi membuat marak aksi balap liar. Maklum, usia-usia remaja selalu ingin mencoba hal baru, tidak terkecuali ikut balap liar,’’ kata Saripi. (edi/c15/pri)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ??
HANUNG HAMBARA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia