Jadi Organisasi Mandiri, Bukan Sekadar Sayap
Rangkaian Muswil Ke-7 Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Jatim dimulai dengan agenda ’’pemanasan’’ kemarin (20/3). Yakni, muswil pertama bagi dua organ sayap PP: Srikandi PP dan Satuan Pelajar-Mahasiswa (Sapma) PP.
ACARA tersebut dilangsungkan di dua tempat berbeda. Muswil Srikandi PP berlangsung di Hotel D’Season, Jemursari. Adapun Muswil Sapma dihelat di Hotel Luminor, Jemursari, tidak jauh dari Muswil Srikandi PP.
Muswil Srikandi PP dibuka langsung oleh Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Irma Susanny dan Wakil Ketua I DPN Marini Soejosoemarno. Sapma maupun Srikandi PP kini sudah menjadi organisasi yang mandiri meski masih memiliki hubungan ideologis dan kultur dengan PP. Keduanya telah memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang terpisah dari PP. Karena itu, fokus utama keduanya saat ini adalah mematangkan penyebaran kepengurusan dari wilayah hingga daerah.
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Sapma PP Jatim Ali Affandi menegaskan, banyak tugas besar yang menanti Sapma PP sejak menjadi organisasi mahasiswa dan pelajar yang mandiri. Salah satunya, merespons kondisi bangsa yang disebut Ali tengah mengalami krisis ideologi. ’’Kalau sekarang, kita tahu sendiri seberapa banyak mahasiswa yang hafal pancasila dan menghayatinya. Ratarata sudah mengarah ke hedonisme semua,’’ katanya.
Sapma bergerak dengan misi utama memperbaiki kualitas hidup pemuda Indonesia. Untuk kuantitas kader, Ali tidak memiliki target khusus. Menurut dia, lebih baik jumlah kader sedikit daripada banyak, tetapi hanya menjadi massa yang terombang-ambing.
Meski demikian, dia mengatakan bahwa kepengurusan di tingkat kabupaten di Jatim akan tetap dibentuk. Saat ini PP sudah memiliki 29 pengurus cabang (PC) dari 38 kabupaten/kota di Jatim. ’’Kita bukan parpol. Jadi, lebih baik sedikit, tapi gerakannya mumpuni,’’ tutur Ali.
Sementara itu, Ketty Tri Setyorini, ketua Srikandi PP, mengatakan siap menyerahkan estafet kepemimpinan Srikandi PP ke ketua yang baru. ’’Saya tidak akan mencalonkan diri lagi. Tapi, siapa pun yang jadi ketua baru, akan saya awasi,’’ jelasnya di hadapan peserta muswil.
Tantangan ketua Srikandi PP Jatim yang baru, kata Ketty, adalah melakukan konsolidasi internal berupa pembentukan dewan pimpinan cabang (DPC) di 38 kabupaten/kota di Jatim. Hingga kini, 35 DPC sudah berdiri. Tinggal Sumenep, Situbondo, dan Bondowoso. ’’Jatim ini provinsi besar. Kalau di provinsi lain, mungkin hanya 7–8 kabupaten,’’ paparnya. (tau/c15/oni)