Haid Pertama Momen yang Dinanti
Blak-blakan di Klub Keputrian SAIM
SURABAYA – Banyak hal dan masalah yang dihadapi seorang perempuan hingga menjadikannya makhluk yang kompleks. Setiap Jumat Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) mengadakan Klub Keputrian. Upaya menumbuhkan keistimewaan dalam diri para siswi.
Setiap Jumat pukul 11.30, pelajar laki-laki mempersiapkan diri untuk melaksanakan salat Jumat. Sementara itu, para siswi menuju kantin untuk makan siang bersama.
Menjelang pukul 12.00, salat Jumat dimulai. Para siswi menuju kelas yang telah ditentukan. Murid kelas IV menuju salah satu ruang kelas di samping perpustakaan. Sembari menunggu murid laki-laki selesai salat, mereka berbagi cerita dengan para guru. ’’Hari ini kita bahas apa ya?’’ tanya Ustadah Choiriyatul Inayati kepada murid-muridnya.
Mereka saling pandang. Bingung mau menjawab pertanyaan gurunya itu. Melihat hal tersebut, Ustadah Naya mencairkan suasana. ”Ya sudah, kalau gitu ustadah mau cerita,” ujarnya kemudian. Muridmurid langsung memperhatikan.
”Kemarin ada yang tanya sama Ustadah Naya. Ustadah, ustadah, kenapa kok aku cenut-cenut?” katanya menirukan ucapan siswa sambil menyilangkan tangan menutupi bagian dada. Anakanak tertawa melihat tingkah gurunya. ”Eh, ini ustadah serius lho. Hayo, kirakira kenapa itu?” ucapnya lagi.
”Lagi sakit, Us,” jawab sebagian anak. Rupanya, mereka belum paham bahwa yang dimaksud adalah perubahan fisik yang terjadi pada perempuan ketika memasuki masa balig.
Kemudian, guru kelas IV itu melanjutkan pertanyaan. ”Siapa di sini yang sudah haid?” tanyanya. Dua anak tunjuk jari diiringi sorakan temanteman yang meneriakkan namanya. ”Wah, selamat ya,” seru Ustadah Naya memberi apresiasi. Teman-temannya pun bertepuk tangan.
Cara lainnya berbagi pengalaman. Bahwa, para ustadah dahulu mengalami hal yang sama. Itu berarti mereka tumbuh normal tanpa ada masalah kesehatan dalam dirinya.
Ustadah lantas menjelaskan. Siswi yang sudah memasuki masa balig harus pintar menjaga diri. Khususnya terhadap lawan jenis. ”Jadi, tidak boleh lagi ya gelendotan sama ustad-ustadnya,” terang Ustadah Naya.
Begitu pula cara berpakaian. Mereka harus menjaga penampilan. Terutama menutup aurat dengan rapi. Jangan menggunakan pakaian yang membentuk lekuk tubuh. Tujuannya, terhindar dari potensi bahaya yang bisa saja terjadi.
Naya menjelaskan, siswa kelas IV mulai mengalami hal-hal yang kompleks. Misalnya, suka terhadap lawan jenis. Tak hanya itu, mereka juga mulai mengalami masalah emosional. Misalnya, bertengkar dengan teman hingga membentuk geng. ”Kalau ada masalah, kami minta mereka cerita, lalu diselesaikan bersama,” ujar alumnus Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel itu. (ant/c6/nda)