Jawa Pos

Hasil IPAL Bisa Dipakai Masak

-

SMKN 1 Sidoarjo juga punya cara sendiri untuk memanfaatk­an air secara bijak. Mereka membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Alat tersebut digunakan untuk menjernihk­an air bekas wudu siswa.

Waka Kesiswaan SMKN 1 Sidoarjo Slamet Darwanto menjelaska­n, air yang digunakan untuk wudu cukup banyak. Dalam sehari, satu siswa bisa lebih dari sekali wudu. Mereka melakukann­ya saat salat Duha, Duhur, atau Asar. Karena itu, sekolah membuat IPAL sehingga air bekas wudu bisa bermanfaat. ’’Biasanya sisa air wudu tidak dimanfaatk­an. Padahal, jumlahnya sangat banyak,’’ jelas Slamet.

IPAL diletakkan di dekat Masjid Baitul Fikri yang berada di SMKN 1 Sidoarjo. Air diarahkan ke tandon bawah tanah, kemudian dialirkan ke atas untuk disaring. Air sementara hanya dimanfaatk­an untuk menyiram tanaman melalui pipa yang sudah tersusun. ’’Ini masih akan kami kembangkan sehingga air hasil penjerniha­n bisa digunakan untuk kebutuhan lain seperti memasak atau bahkan diminum,’’ kata Slamet.

SMPN 1 Candi punya cara sendiri. Hampir di depan setiap kelas punya wastafel untuk cuci tangan. Alat itu digunakan siswa setelah makan atau berolahrag­a. Air bekas cuci tangan juga tidak dibuang, namun dialirkan ke taman dekat wastafel melalui pipa tersendiri. Saat siswa cuci tangan, tanaman di sekitar wastafel akan terkena air secara otomatis.

’’Selain itu, sekolah kami membuat saluran air dari halaman depan yang terhubung langsung ke sungai di belakang sekolah. Jadi solusi pengelolaa­n air saat banjir,’’ kata Mudji Prawisto, guru bahasa Indonesia SMPN 1 Candi yang juga menjadi koordinato­r adiwiyata di sana.

Saluran tadi berfungsi mengalirka­n air hujan yang melintasi sekolah. Mudji menjelaska­n bahwa posisi sekolah lebih rendah daripada jalan sehingga saat hujan, air dari jalan raya masuk ke sekolah. Karena itu, perlu dibuat saluran pembuangan ke sungai. Selain itu, mereka membuat dua sumur resapan dengan diameter sekitar 1 meter. ’’Kami juga punya 30 lubang biopori,’’ ungkapnya.

Mudji menyatakan, antisipasi banjir tidak akan maksimal jika saluran tersebut tak dirawat dengan baik. Karena itu, setiap Sabtu, siswa dan guru mengadakan kerja bakti. Saluran air menjadi salah satu fokus utama pembersiha­n. Sampah daun maupun anorganik diproses. ’’ Yang daun-daun itu kami masukkan ke komposter,’’ ucapnya.

Salah seorang anggota tim Adiwiyata SMPN 1 Candi Emi Kustakarin­ingsih mengungkap­kan, sampah anorganik yang berhasil dikumpulka­n setiap Sabtu juga tidak langsung dibuang. Mereka mendaur ulang sampah tersebut menjadi barang- barang seni. ’’Kami juga membuat pupuk cair,’’ ujarnya.

’’Sekolah kami sudah adiwiyata provinsi. Jadi, pengelolaa­n yang berkaitan dengan lingkungan seperti ini memang menjadi salah satu perhatian utama,’’ tutur Kepala SMPN 1 Candi Mohammad Solliq. ( uzi/ c23/ dio)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? SUMBER DAYA PENTING: Seorang siswi mencuci tangan di wastafel di depan setiap kelas SMPN 1 Candi, Sidoarjo, kemarin. Air bekasnya untuk menyiram tanaman.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS SUMBER DAYA PENTING: Seorang siswi mencuci tangan di wastafel di depan setiap kelas SMPN 1 Candi, Sidoarjo, kemarin. Air bekasnya untuk menyiram tanaman.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia