Jawa Pos

Pecahkan Rekor demi Rekor

Beauty and the Beast Pecahkan Berbagai Rekor

-

– Jika perolehan pada akhir pekan perdana menjadi tolok ukur total gross sebuah film,

Beauty and the Beast (BatB) menjadi film Disney terlaris keenam sepanjang masa. Atau, mungkin bisa menembus lima besar jika melihat antusiasme publik yang tampak sepanjang

weekend lalu. Film yang dibintangi Emma Watson dan Dan Stevens itu menghajar box office dengan perolehan USD 170 juta (sekitar Rp 2,26 triliun) di Amerika Utara saja.

Diputar serentak pada Jumat (17/3), film itu juga mencatat pendapatan tertinggi di berbagai negara. Termasuk Tiongkok, Meksiko, Jerman, dan Inggris. Total, film besutan Bill Condon yang diadaptasi dari film animasi lansiran 1991 tersebut meraup pendapatan USD 350 juta atau Rp 4,66 triliun. Film yang dibuat dengan bujet USD 160 juta itu juga memecahkan berbagai rekor (lihat grafis).

Analis Exhibitor Relations Jeff Bock sampai geleng-geleng kepala. ’’Aku tidak tahu perjanjian apa yang dibuat Disney dengan setan. Mereka merajai seluruh industri film saat ini,’’ kata Bock kepada

The Business Insider. ’’Kita akan terus geleng-geleng kepala dan memutar bola mata, tapi mereka tidak pernah salah dalam memproduks­i film,’’ lanjutnya.

Wajar Bock dan pengamat box office lain tidak habis pikir. Tepat sebelum pemutaran, film itu diganggu berbagai isu. Misalnya, kontrovers­i karakter gay yang membuat sejumlah bioskop menolak memutar BatB serta ulasan negatif para kritikus yang menonton saat premiere. Condon dianggap tak becus menghidupk­an kisah yang terinspira­si dari dongeng Prancis La Belle et la Bete itu.

Tapi, who cares kata kritikus. Sejak Emma Watson mengumumka­n dirinya bakal memerankan Belle, publik sudah jatuh cinta. Dia tidak hanya dikenal

adorable sejak bermain di serial Harry Potter, tapi juga karena image pintarnya. Alumnus Brown University itu juga aktif sebagai duta PBB untuk program HeForShe yang concern pada isu kesetaraan gender.

’’Dia berani berbicara di depan publik dan apa yang dia sampaikan itu benar. Dia berbicara dengan generasi milenial dalam cara yang otentik,’’ puji Greg Foster, CEO Imax Entertainm­ent, kepada

Variety. Watson sangat populer di media sosial dengan follower Twitter mencapai 24 juta. Dari survei ComScore, 28 persen penonton menyaksika­n BatB karena faktor Watson.

Ulasan kritikus, di sisi lain, juga menguntung­kan BatB. Beberapa di antara mereka menyebut film itu terlalu setia pada versi orisinalny­a. Sebagaiman­a diketahui, versi animasi itu begitu dicintai. Dari sisi pendapatan di level animasi klasik sebelum era CGI, film yang masuk nomine Academy Awards tersebut hanya kalah dari Lion King (1994) dan Tarzan (1999).

Hal itu disadari betul oleh Disney. ’’Orang menonton versi animasinya dengan penghargaa­n yang sangat tinggi. Kami membuat hal baru tanpa merusak pakem lama yang sangat disukai,’’ kata Kepala Distribusi Disney Dave Hollis. Alhasil, wajar para penonton versi 1991 –yang umumnya telah menjadi orang tua– berbondong-bondong ke bioskop mengajak anak-anak mereka.

Faktor berikutnya adalah timing yang tepat. Maret bukan waktu yang lazim untuk merilis film blockbuste­r. Itu membuat BatB seolah tanpa saingan. Mereka hanya melawan Kong: The

Skull Island yang sudah masuk pekan kedua. Plus, sejak The Lego Batman

Movie dirilis dua bulan lalu, tidak ada lagi film anak-anak yang layak tonton.

BatB pun langsung menjadi favorit keluarga untuk mengisi akhir pekan kemarin. (fam/c19/na)

 ?? DISNEY ??
DISNEY
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia