Jawa Pos

Boleh Selfie Sepuasnya, tapi Tak Boleh Menyewa

Yudi Noor Fajar, Warga Bogor Pemilik Keris Raksasa Sepanjang 2 Meter Yudi Noor Fajar memiliki belasan keris di rumahnya. Salah satu di antara koleksi keris itu sangat antik. Yakni, keris sepanjang 2 meter. Meski demikian, Yudi tidak mau dianggap sebagai k

- TAUFIQ ARDYANSYAH

NUANSA etnik sangat kental di kediaman Yudi Noor Fajar. Di rumahnya, warga Empang, Bogor, Jawa Barat, tersebut menyimpan beberapa benda seni. Di antara beberapa benda seni tersebut, ada satu yang paling istimewa. Yakni, sebilah keris raksasa. Benda tersebut menjadi salah satu keris terpanjang di Indonesia, 2 meter. Keris tersebut tidak hanya untuk dipanjang, namun juga bernilai seni yang sangat tinggi.

Nilai seni tinggi pada keris terlihat pada desain. Di bagian pangkal keris terdapat ukiran sosok penunggang naga. Lalu, terdapat tulisan berbahasa Arab pada dua sisi badan keris. Tulisan tersebut diambil dari lafaz Alquran. Salah satu di antaranya, surah Al Baqarah 255 yang juga dikenal sebagai ayat kursi.

Yudi menceritak­an, keris raksasa itu menjadi koleksi pribadi sejak 2010. Dia mendapat keris tersebut bukan lewat proses jual beli. Keris itu didapat berkat pemberian seorang kolektor yang namanya dirahasiak­an. ’’Saya mengenal dia belum lama. Pada beberapa kali pertemuan, dia main ke rumah. Tiba-tiba saya ditawarkan untuk menyimpan keris tersebut. Ini surprise buat saya,’’ tutur Yudi kepada Jawa Pos Minggu (19/3).

Yudi sangat senang. Sebab, di antara keris yang pernah dilihat, pemberian sang kolektor itu termasuk benda langka. Dia sempat mencari tahu keris pemberian itu ke kolektor lain. Para kolektor tersebut belum pernah melihat keris sepanjang itu. Yudi menuturkan, di Indonesia jumlah keris raksasa memang tidak banyak. Yakni, hanya 3–4 keris. ’’Ada dua jenis keris. Yakni, keris luk dan lurus. Yang saya punya adalah keris lurus,’’ tuturnya.

Pria kelahiran Sukabumi itu pernah menanyakan material keris kepada ahli logam Institut Teknologi Bandung ( ITB). Berdasar riset, pembuatan keris raksasa itu diprediksi terjadi pada abad ke-16. Itu berarti keris tersebut dibuat pada 1501–1600 Masehi. ’’ Tampaknya, keris tersebut dibuat di wilayah Cirebon. Saya melihat dari motif ukirannya,’’ jelas Yudi.

Soal sejarah keris itu, Yudi hanya bisa menerka-nerka. Sebab, pria yang berulang tahun pada 1 Juni tersebut tidak mengetahui riwayat atau sejarah pasti keris sepanjang 2 meter itu. Meski demikian, jika desain keris dikaitkan dengan sejarah peradaban Islam pada abad ke-16, terkaan Yudi ada benarnya. Pada abad tersebut, di Cirebon terdapat kerajaan Islam yang sangat kesohor. Yaitu, Kesultanan Pakungwati Cirebon.

Menurut Yudi, keris tersebut dibuat tidak dijadikan senjata perang. Sebab, berperang dengan menggunaka­n senjata sepanjang itu sangat sulit. Diprediksi, keris sepanjang dua meter tersebut dibuat sebagai simbol kebesaran kerajaan Islam Cirebon saat itu. ’’Selain itu, kalau pembuat keris tidak berada dalam suasana Islami, tidak mungkin ada tulisan berbahasa Arab. Apalagi, bahasa Arab tersebut adalah ayat Kursi,’’ terang Yudi.

Sejak Yudi menyimpan keris raksasa pemberian kolektor itu, banyak warga yang ingin berfoto dengan berbagai macam gaya. Termasuk ber- selfie. Yudi menceritak­an, warga mengetahui keris panjang itu setelah bertamu ke rumah. ’’Jadi, sebelumnya saya tidak pernah ngomong ke orang-orang bahwa saya punya keris raksasa di rumah. Mereka tahu karena main ke rumah,’’ kata pria yang juga menggemari sejarah Sunda tersebut.

Keberadaan keris raksasa itu juga tersebar ke masyarakat luas. Yudi menuturkan, banyak pihak yang ingin meminjam keris sepanjang 2 meter tersebut. Tujuannya bermacam-macam. Ada yang ingin meminjam untuk keperluan kirab budaya, pameran, dan membuka galeri. Namun, semua permintaan tersebut ditolak. ’’Kalau keris biasa yang digunakan untuk memenuhi etalase, tidak menjadi perhatian. Berbeda dengan keris ini,’’ ucap Yudi.

Yudi menjelaska­n, keris unik sering diidentikk­an dengan klenik atau perdukunan. Meski dikaitkan dengan hal gaib, untuk bisa dipamerkan dalam sebuah acara, keris harus memiliki riwayat sejarah yang jelas. Sementara itu, Yudi tidak memiliki sejarah keris raksasa tersebut. ’’Waktu itu saya hanya dititipkan keris. Tidak diberi apa-apa lagi, termasuk sejarahnya. Jadi, kalau dipinjamka­n, ceritanya bisa bermacam-macam,’’ terang Yudi. (*/c4/ano)

 ?? TAUFIQ ARDYANSYAH ?? TAK LAZIM: Yudi memamerkan keris raksasanya di rumahnya.
TAUFIQ ARDYANSYAH TAK LAZIM: Yudi memamerkan keris raksasanya di rumahnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia