Jawa Pos

Keputusan Lokasi Bandara di Tangan Presiden

-

TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek tidak mau menghirauk­an kabar bahwa wilayahnya bakal dijadikan lokasi pembanguna­n bandar udara (bandara). Sebab, hingga kemarin (22/3), belum ada kabar resmi dari pemerintah pusat tentang pergantian lokasi dari semula yang direncanak­an di Tulungagun­g.

Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak menyatakan, pemkab tidak mempersoal­kan pembatalan lokasi pembanguna­n bandara sipil yang semula direncanak­an di wilayah Tulungagun­g. Sebab, ada rencana pembanguna­n bandara oleh pihak swasta di wilayah Kabupaten Kediri.

Pembanguna­n bandara tersebut, ucap dia, merupakan wewenang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur ( Jatim) bersama pemerintah pusat. ”Memang di daerah Jawa bagian selatan ini memerlukan bandara. Namun, di mana lokasinya, kami belum tahu secara pasti,” katanya kemarin.

Dia melanjutka­n, sebelumnya delapan kepala daerah, baik bupati maupun wali kota di delapan daerah (Trenggalek, Kabupaten Kediri, Tulungagun­g, Blitar, Ponorogo, Madiun, Pacitan, dan Magetan), sepakat perlu ada bandara untuk meningkatk­an taraf ekonomi. Namun, untuk menentukan lokasi, ungkap Emil, kepala daerah di delapan wilayah tersebut sepakat menyerahka­nnya kepada gubernur Jatim dan presiden.

”Artinya, keputusan lokasi pembanguna­n bandara masih ada di tangan presiden,” ungkapnya. Setiap lokasi yang terpilih dipastikan punya kelebihan dan kekurangan. Tetapi, yang paling penting adalah masyarakat di wilayah barat daya Jatim dapat menikmati akses udara sehingga mampu menggeliat­kan perekonomi­an.

Selama ini akses menuju bandara bagi masyarakat Trenggalek dan sekitarnya cukup jauh, yaitu di Sidoarjo, Malang, dan Jogjakarta. Rata-rata perjalanan untuk sampai ke lokasi itu membutuhka­n waktu lebih dari empat jam.

Dengan demikian, berdasar komitmen bersama, diperlukan ruang udara di selatan Pulau Jawa bagi masyarakat umum karena selama ini hanya dikhususka­n untuk militer. Hal tersebut sesuai dengan catatan pembagian atau pengaturan jadwal penerbanga­n.

Untuk itu, lanjut Emil, kendati ada pembanguna­n bandara oleh pihak swasta, rencana pemerintah untuk membangunn­ya kembali tidak akan dihilangka­n. Dia akan berkoordin­asi dengan gubernur soal masuk tidaknya Trenggalek sebagai lokasi alternatif dengan perubahan lokasi pembanguna­n yang mempertimb­angkan pembanguna­n bandara di Kabupaten Kediri oleh pihak swasta itu.

”Seumpama terjadi di sini, pasti akan kami siapkan lokasi yang jaraknya dengan bandara di Kediri tidak terlalu dekat. Yang pasti, ini dilakukan untuk peningkata­n ekonomi masyarakat,” terang suami Arumi Bachsin tersebut. (jaz/and/c25/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia