Jawa Pos

Awalnya Dikira Tumor, Perut Membesar sejak Usia 5 Bulan

Muhammad Abdalul Zikri Hakim, bayi 10 bulan yang diduga menderita fetus in fetu kini terbaring lemas di ranjang perawatan RSUP NTB. Kejadian langka itu membuat si bayi mendadak menjadi pusat perhatian.

- SIRTUPILLA­ILI HAMDAN WATONI, Mataram

SIANG itu Zikri tertidur pulas di pangkuan sang ibu. Tubuhnya tergolek lemas dengan slang di hidungnya. Asmani, sang ibu, mengipas-ngipasi perut anaknya yang buncit. Bajunya lalu ditutupnya perlahan agar tidak terlalu mencolok dilihat orang.

Di kamar itu, Zikri dirawat sendiri sehingga suasana lebih tenang. Dari balik pintu kamar kecil, keluar Rusman, sang bapak, yang ikut menjaga.

Orang tua itu hanya bisa pasrah melihat anaknya. Mereka berharap operasi yang akan dilakukan tim dokter membawa hasil sehingga anaknya kembali normal.

Sayang, saat Lombok Post ( Jawa Pos Group) mengajak sang bapak berbincang, dia menolak. Demikian pula sang ibu yang menolak memberikan keterangan apa pun kepada media. ’’Maaf, sementara kami tidak boleh ngomong apa-apa dulu,’’ kata Asmani sambil memangku anaknya.

Tim dokter tengah mempersiap­kan operasi. Kesehatan Zikri harus benarbenar bagus. Baik secara fisik maupun psikologis. Karena itu, mereka harus benar-benar fokus tanpa gangguan pihak luar.

Namun, beberapa hari sebelumnya, melalui saluran telepon, Asmani bertutur kepada Lombok Post. Dia mengungkap­kan, Zikri merupakan anak keempatnya. Saat lahir, kondisinya sehat dan normal. Tetapi, setelah seminggu, baru terlihat benjolan kecil di perut sebelah kanan. Semakin ber- tambah usia, benjolan di perut Zikri juga membesar.

Asmani pun mulai khawatir. Saat Zikri berusia 1,5 bulan, dia membawanya ke Rumah Sakit Selong. Dokter yang memeriksa kala itu menyatakan tidak ada masalah. ’’Kata dokter, kalau BAB-nya lancar, tidak apa-apa,’’ ungkapnya.

Sejak saat itu, dia kembali merawat sang anak di rumah. Namun, memasuki usia 5 bulan, perut Zikri tidak kunjung mengecil, tapi malah terus membesar. Akhirnya, Asmani memutuskan untuk pergi ke dukun, mencari obat alternatif melalui belian Sasak dengan harapan penyakit sang anak bisa sembuh. Tetapi, segala upaya itu tidak mempan. Perut Zikri secara perlahan terus membesar hingga kini.

’’Saya kaget sekali, khawatir melihat dia. Bagaimana rasa sakitnya dia itu, sedangkan dia masih kecil,’’ ujarnya.

Saat malam, Zikri kerap menangis kesakitan. Dia pun tidak pernah mau digendong orang lain. Dia hanya mau digendong ibunya. Melihat kondisi yang semakin parah, Asmani khawatir pada kesehatan anaknya.

Akhirnya, dia mengurus kartu BPJS Kesehatan dan berobat kembali ke RS Selong. Perut Zikri pun dirontgen. Saat itu, pihak rumah sakit menduga ada tumor yang menyerang si anak. Namun, RS Selong tidak mampu menangani sehingga harus merujuknya ke RSUP NTB.

Setelah diperiksa beberapa kali melalui CT- scan, baru diketahui bahwa di dalam tumor itu ada benda yang menyerupai tulang rusuk dan rambut. Sontak, Asmani terkejut mendengar keterangan itu. Dia tidak bisa membayangk­an apa yang dirasakan anaknya. ’’Saya kaget, kenapa ada tumor berbentuk tulang rusuk?’’ katanya.

Tim dokter saat itu menenangka­n Asmani dan memintanya untuk bersabar. Meski demikian, Asmani sangat sedih dan terus menangis melihat kondisi sang anak.

Namun, dia juga merasa lebih tenang karena pelayanan rumah sakit cukup baik. Hanya, sebagai orang kecil, dia selalu merasa takut berlama-lama di rumah sakit. Sebab, tetap dibutuhkan biaya hidup. Perempuan yang seharihari bekerja sebagai buruh tani itu hanya berpenghas­ilan Rp 15 ribu–Rp 60 ribu per hari. ’’Bapaknya juga sama, jadi buruh,’’ tuturnya.

Dia tidak pernah menyangka Zikri akan mendapat kelainan itu sejak lahir. Apalagi, kasus seperti itu sangat langka di dunia, hanya satu di antara 500 ribu kelahiran. Kini keluarga hanya bisa berdoa agar operasi berjalan lancar dan mereka bisa pulang dengan selamat. (*/c5/ami)

 ?? DAVID PRASTYO/JAWA POS ??
DAVID PRASTYO/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia