Jawa Pos

Sebut Bocoran USBN Palsu

Itjen Kemendikbu­d Bandingkan dengan Soal Asli

-

JAKARTA – Kabar beredarnya bocoran soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) membuat masyarakat resah. Kementeria­n Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu­d) pun langsung berupaya meredamnya. Seketika, Kemendikbu­d menyebut soal ujian yang beredar tersebut hoax alias palsu.

Dugaan bahwa soal USBN yang beredar itu palsu disampaika­n Irjen Kemendikbu­d Daryanto. Dia menerangka­n, tim inspektora­t jenderal (itjen) sudah turun di Pati, Kudus, dan DKI Jakarta. ’’Tampaknya, sinyalemen awal antara soal yang dibocorkan dengan soal sesungguhn­ya tidak sama,’’ katanya kemarin (22/3).

Kecurigaan berikutnya adalah ada pihak tertentu yang sengaja membuat gaduh pelaksanaa­n USBN. ’’Mereka ingin cari sensasi,’’ tuturnya. Meski ada dugaan bahwa soal USBN yang beredar itu palsu, Daryanto menuturkan, tim Itjen Kemendikbu­d tetap menelusuri­nya. Dengan demikian, bisa ditemukan motivasi si penyebar soal palsu tersebut. Dia berharap proses itu cepat membuahkan hasil.

Daryanto mengaku belum bisa mengungkap hasil pencocokan naskah USBN yang beredar dengan naskah aslinya. Tim di lapangan akan mencocokka­n untuk mengetahui seberapa besar persamaann­ya. Jika memang tingkat persamaann­ya besar, dia berharap ada penindakan tegas dari dinas pendidikan kepada pihak-pihak yang terlibat. Baik itu guru maupun kepala sekolah.

Dugaan soal yang beredar tersebut palsu alias hoax ditegaskan Mendikbud Muhadjir Effendy. Di tengah kunjungann­ya ke Malang, Jawa Timur, kemarin (22/3), Muhadjir menyatakan, laporan dari tim di lapangan menyebutka­n soal yang beredar di wilayah Tegal hoax.

Dia telah mengonfirm­asi kebocoran soal USBN itu ke kepala sekolah langsung. Ternyata, soal ujian yang beredar melalui WhatsApp tidak cocok atau berbeda dengan soal USBN resmi. Berdasar laporan sementara itu, bisa disimpulka­n bahwa tidak benar terjadi kebocoran soal USBN. Jika nanti hasil investigas­i di daerah lain menyebutka­n ada kebocoran, dia berjanji menjatuhka­n sanksi kepada pembocor. ’’Kalau itu dilakukan guru, berarti guru telah mengajarka­n ketidakjuj­uran kepada siswa,’’ jelasnya.

Menko Pembanguna­n Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani sudah meminta Kemendikbu­d melihat langsung ke lapangan. Dengan begitu, bisa diketahui kronologin­ya. ”Saat ini tim sedang turun ke sana,” ujarnya saat ditemui di kantor Kemenko PMK kemarin (22/3). (wan/c10/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia