Klub Liga 2 Tuntut Kejelasan
Manager Meeting pada 30 Maret
JAKARTA – Rapat Executive Committee (Exco) PSSI tadi malam akhirnya memutuskan bahwa
manager meeting untuk Liga 1 dihelat pada 29 Maret. Sedangkan untuk Liga 2 dilaksanakan sehari kemudian alias 30 Maret.
’’Dalam pertemuan itu, akan dilakukan finalisasi regulasi dan jadwal kompetisi,’’ kata Wakil Ketua Umum Joko Driyono tadi malam.
Sementara itu, Ketua Exco PSSI Bidang Kompetisi Yunus Nusi menuturkan, kompetisi Liga 2 rencananya dibagi ke delapan grup besar dengan mempertimbangkan zona wilayah klub.
’’Jadi, dalam waktu dekat, kami akan meminta semua klub Liga 2 untuk mengirimkan home base terbaru mereka. Karena akan pakai konsep home and away,’’ ucapnya.
Klub-klub Liga 2 bisa dibilang memang sedang mengalami keresahan luar biasa. Belum adanya kepastian tentang format, regulasi, dan jadwal kompetisi yang sebelumnya bernama Divisi Utama itu menjadi penyebab utama.
Padahal, dampak ketidakpastian tersebut begitu luas. Mulai perekrutan pemain, tahapan latihan, sampai penganggaran.
Karena itulah, perwakilan tiga klub Liga 2 asal Sumatera kemarin (22/3) sampai mendatangi kantor PSSI di Jakarta untuk menuntut kejelasan. Mereka adalah Persih Tembilahan, Persiraja Banda Aceh, dan PSSB Bireun.
’’Kami butuh kepastian tentang kompetisi Liga 2,’’ ujar Zainal Arif, manajer Persih.
Keresahan serupa diungkapkan Manajer Persiraja Zaini Yusuf. Menurut dia, selain jadwal Liga 2 yang masih kabur, pihaknya butuh kepastian tentang sejumlah regulasi kompetisi. Sebab, selama ini, beredar wacana bahwa para peserta hanya bisa menggunakan lima pemain di atas usia 25 tahun.
Namun, menurut Zaini, apakah pembatasan lima pemain di atas usia 25 tahun itu hanya di dalam lapangan atau yang bisa dikontrak klub dalam semusim.
Rumadi, direktur operasional PSS Sleman, bahkan menyarankan PSSI membentuk operator lain untuk mengelola Liga 2. Sebab, lanjut Rumadi, selama ini PSSI, tampaknya, kewalahan untuk mengurus Liga 1.
Sementara itu, Direktur Tim Persebaya Candra Wahyudi mengatakan, seharusnya kejelasan Liga 2 didahulukan. Sebab, jumlah pesertanya hampir enam kali lipat dari Liga 1 sehingga rawan konflik.
Candra menambahkan, secara bisnis, Liga 1 memang lebih menarik. ’’Namun, tidak boleh dianakemaskan. Apalagi, mereka sudah ada turnamen pramusim Piala Presiden,’’ tambah Candra. (ben/io/c4/c19/ttg)