Jawa Pos

Pilih ISG ketimbang Asian Championsh­ip

-

JAKARTA – Pelatnas angkat besi Indonesia segera menghadapi tantangan baru. Yang terdekat adalah Islamic Solidarity Games (ISG) di Baku, Azerbaijan, 12–22 Mei mendatang. Keputusan turun di ISG tersebut membuat PB PABBSI harus rela absen di Asian Championsh­ip yang digelar pada 21–29 April 2017.

Kebijakan itu membuat lifter Indonesia hanya akan berfokus pada satu event, yakni ISG 2017. Sebab, jika lifter pelatnas turun sekaligus di dua event yang berurutan waktunya tersebut, hasilnya dirasa tidak akan maksimal. Di lain sisi, proyeksi jangka panjang PB PABBSI adalah Asian Games 2018 yang berlangsun­g di Jakarta-Palembang.

Sebelum itu, masih ada SEA Games yang digelar pada Agustus nanti di Malaysia. ’’Karena itu, pemanasan buat lifter pelatnas kami putuskan berlangsun­g di ISG,’’ jelas Alamsyah Wijaya, manajer pelatnas angkat besi, kepada Jawa Pos kemarin (22/3).

Ajang Asian Championsh­ip 2017 sebelumnya masuk dalam agenda PB PABBSI. Tapi, karena beriringan dengan ISG di Baku, jadwalnya terpaksa dicoret. Sebelumnya, Asian Championsh­ip diplot berlangsun­g pada Sep- tember. Perpindaha­n jadwal ke April pun menjadi kendala.

Total 16 lifter nanti diberangka­tkan ke ISG 2017. Saat ini, pelatnas angkat besi berkekuata­n 15 lifter. Sebanyak 12 lifter di antaranya sudah menjalani pemusatan di GOR Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Tiga lainnya, yakni Sri Wahyuni Agustiani, Syarah Anggraini, dan Acchedya Jaggadita, menjalani latihan di tempat terpisah.

Sementara itu, Dirdja Wihardja, pelatih kepala pelatnas angkat besi, sudah menyiapkan persiapan khusus menjelang ISG 2017. ’’Dua bulan setelah PON 2016, mereka boleh leha-leha, sekarang harus lebih serius,’’ ungkapnya. Terkait dengan tiga lifter pelatnas di Bekasi, Dirdja belum mendapat laporan dari pelatih pelatnas lainnya, Mg Supeni. (nap/c23/ady)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia