Tambah Fasilitas bagi Lansia
INDONESIA diperkirakan mengalami bonus demografi pada 2020–2030. Setelah itu, ada masa jumlah para lansia lebih banyak daripada mereka yang produktif. Karena itu, pemerintah harus mempersiapkan fenomena tersebut.
Menurut Prof Jatie Poedjibudojo, upaya Pemkot Surabaya memfasilitasi para lansia sudah lebih maju. Salah satunya adalah pembangunan taman lansia. Keberadaan fasilitas itu menjadi wadah bagi mereka untuk berkegiatan. ”Tinggal pelaksanaan di lapangan dan kesesuaian kebutuhan,” tuturnya.
Meski demikian, masih banyak tempat-tempat umum yang belum sepenuhnya ramah lansia. Misalnya, beberapa rumah sakit belum memiliki loket khusus para lansia untuk mengantre. Tak jarang, mereka harus ikut berjajar bersama orang-orang yang lebih muda, bahkan dalam waktu yang tidak singkat.
Tak hanya itu. Stasiun, terminal, dan bank disarankan memberikan fasilitas khusus. Salah satunya adalah pegangan bagi lansia untuk berjalan. Alasannya, mereka rawan terjatuh maupun tergelincir. Tak jarang, mereka mesti berdesakan dengan pengunjung lain.
Begitu pula di bus umum. Beberapa daerah telah memberikan fasilitas khusus bagi lansia, tapi belum seluruhnya. ”Di luar negeri, mereka punya tempat duduk khusus di belakang sopir untuk lansia, ibu hamil, dan difabel. Di sini sudah ada, tapi kadang kesadaran masyarakatnya masih kurang,” paparnya.
Area-area tersebut merupakan lahan yang bisa diperbaiki pemerintah. Memperbanyak fasilitas berarti menambah kesejahteraan para lansia tersebut. Jatie berharap masyarakat lebih peduli terhadap lansia. Sementara itu, pemerintah harus terus meningkatkan fasilitas. Jadi, kesejahteraan dan angka harapan hidup lansia semakin tinggi. (ant/c16/nda)