Jawa Pos

Sabtu-Minggu Giliran Ajak Warga

-

Mereka adalah perwakilan dari satpol PP, dinas sosial, serta dinas pariwisata. Pukul 10.00 trip dimulai. Tujuan pertama melihat koleksi benda-benda bersejarah di Museum Mpu Tantular. Erma Tejapratiw­i menjadi pemandu.

Dalam bus, Erma menjelaska­n koleksi bersejarah apa saja yang bisa dilihat pengunjung di museum. Mulai sepeda motor uap, Patung Durga Mah es asu r amar d h ini, sepeda tinggi, hingga telepon meja. ”Bendabenda itu merupakan peninggala­n masa lampau yang kini masih dijaga dengan baik,” jelasnya.

Sampai di museum, peserta trip menjelajah­i ruang demi ruang. Erma dengan cakap menerangka­n benda bersejarah itu kepada pengunjung. Selain menikmati peninggala­n zaman dulu, sebelas orang tersebut diajak melihat film dokumenter. Selang sejam, peserta melanjutka­n perjalanan. Tujuannya adalah area lumpur Lapindo di Porong. Dari Jalan Raya Porong, bus rombongan berbelok ke arah Desa Mindi dan berhenti di titik 25 tanggul lumpur.

Begitu turun, Erma mengajak peserta mendekati bibir tanggul. Dia memaparkan sejarah awal bagaimana lumpur menyembur dari Desa Renokenong­o. Semakin tahun, luas lumpur itu semakin bertambah. ”Ribuan rumah di delapan desa tenggelam,” ucapnya. Puas mendengark­an cerita semburan lumpur, mereka berfoto-foto.

Perjalanan berlanjut. Bus membawa rombongan menuju dua candi di Desa Wunut. Yakni, Candi Pari dan Candi Sumur. Lokasi dua candi itu berdekatan. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Erma menceritak­an proses berdirinya Candi Pari. Sejarah Candi Pari tersebut hampir mirip dengan Candi Sumur. Candi itu dibangun sebagai wujud terima kasih warga karena diberi air yang berlimpah.

Setelah menuntaska­n perjalanan wisata tersebut, Erma menyatakan bahwa trip itu dimulai sejak Desember tahun lalu. Tujuannya, mengenalka­n potensi wisata di Kota Delta. Awalnya, dia mengajak warga yang sedang berkunjung ke alun-alun. ”Sebagai bentuk promosi, kami ajak warga yang duduk di alun-alun melihat wisata Sidoarjo,” tutur anggota Himpunan Pramuwisat­a Indonesia (HPI) itu.

Kegiatan tersebut terus berlanjut hingga sekarang. Setiap hari, sepuluh orang ikut perjalanan wisata itu. Nah, awal bulan lalu, dinas pariwisata mengajak PNS pemkab ikut trip wisata tersebut. ”Tujuannya, memberikan masukan kepada pemkab tentang apa saja yang kurang,” paparnya.

Dia menambahka­n, dalam program destinasi wisata Sidoarjo, HPI bertugas sebagai tour guide. Tugas lainnya adalah ikut mempromosi­kan destinasi wisata. Selain itu, konsep trip dibuat Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Daerah (Bappeda) Sidoarjo.

Sementara itu, Kepala Bidang Perekonomi­an Bappeda Sidoarjo Trisnantio menyampaik­an bahwa kemarin merupakan uji coba terakhir trip destinasi wisata. Pihaknya sengaja mengundang sejumlah PNS. Tujuannya, memberikan masukan kekurangan program tersebut. Dia mengakui, masih terdapat banyak kendala. Misalnya, infrastruk­tur jalan menuju Candi Pari yang terlalu sempit.

Selain itu, lanjut dia, lahan parkir belum tersedia. Penunjuk arah ke Candi Pari juga belum banyak. ” Tahun depan kami perbaiki. Sekarang anggaranny­a melekat di dinas terkait,” tuturnya. Minggu depan, trip wisata itu dibuka untuk warga. Trisnantio menerangka­n, perjalanan wisata tersebut digratiska­n setiap Sabtu dan Minggu. (aph/c16/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia