Jawa Pos

Pancaroba, Waspada Impetigo

-

GRESIK – Musim yang tidak menentu memicu munculnya berbagai macam penyakit. Tidak terkecuali penyakit kulit seperti impetigo. Penyakit tersebut paling banyak menyerang anak-anak. Dokter spesialis kulit kelamin RS Ibnu Sina dr Wind Faidatih SpKK menyatakan, faktor utama penyebab impetigo adalah bakteri staphyloco­ccus aureus. ’’Musim pancaroba yang tidak menentu seperti ini jumlah pasiennya meningkat. Khususnya pada anak,’’ tuturnya.

Gejala impetigo tidak langsung muncul setelah anak terinfeksi. Gejalanya baru terlihat setelah 4–10 hari. Pada kulit akan muncul bintil-bintil yang berisi cairan. ’’Terlihat seperti luka bakar. Orang Jawa menyebutny­a suleten,’’ katanya.

Wind menjelaska­n, bakteri penyebab impetigo ada di mana-mana. Bakteri tersebut juga mudah sekali menyebar ke area tubuh lainnya. ’’Jadi, mulanya di tangan, bisa juga menyebar ke kaki atau bagian tubuh lainnya,’’ jelasnya.

Menurut Wind, impetigo tergolong penyakit menular. Terutama jika sering melakukan kontak fisik dengan penderita. ’’Bakterinya bisa berada di lingkungan bermain anak,’’ jelas dokter yang juga berpraktik di RS Petrokimia itu.

Penularan bakteri tidak hanya melalui kontak fisik. Pada beberapa kasus, penularann­ya terjadi melalui perantara. Misalnya, baju atau handuk yang pernah dipakai penderita, kemudian dipakai orang lain.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatk­an risiko anak terserang impetigo. Salah satunya, lingkungan padat penduduk dengan mobilitas yang cukup tinggi. ’’Kondisi (daya tahan tubuh, Red) anak juga sangat berpengaru­h. Biasanya saat pergantian musim (pancaroba, Red) kondisi kesehatan anak menurun,’’ paparnya. (adi/c15/ai)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia