Jawa Pos

Lari karena Anak Gundul

-

NAMA Gedung Setan tak tersemat tanpa alasan. Ada yang bilang karena banyak setannya. Ada yang bilang karena nama pemiliknya. Yakni, dr Teng Khoen Gwan.

’’Teng lalu dipelesetk­an jadi setan. Ya namanya jadi gedung setan,” ujar Sutikno Djijanto, ketua pengurus.

Selama tinggal di sana, pria yang akrab disapa Tik itu mengaku belum pernah menjumpai maupun mengalami kejadian mistis. ’’ Ya aman-aman saja,” katanya. Malah, Tik mendapatka­n cerita seram itu dari orang-orang luar.

Pernah suatu ketika, ada satu tim dari salah satu media televisi yang melakukan uji nyali di Gedung Setan. Saat salah seorang anggota memasang kamera, tertangkap gambar anak kecil gundul. Langsung saja, hal tersebut membuat mereka lari terbirit-birit. ’’Entah itu benar atau tidak,” kata Tik.

Katanya juga, ada penampakan noni-noni Belanda. Terutama di area tangga. Hantu itu muncul saat tengah malam. Lalu, area gereja di lantai 2 juga tidak kalah mistis. Jendela-jendela sudah berlubang. Suasana sepi pada tengah malam.

Suasana makin bikin merinding karena penerangan lampu yang minim. Orang-orang sering menjumpai makhluk halus besar tinggi. Mereka sering kali mengeluark­an suara-suara. Siapa pun yang mendengarn­ya pasti ketakutan.

Penampakan juga kerap dijumpai di bagian belakang gedung. Area dapur dan kamar mandi umum. ’’Dulu buat sembahyang sebelum mayat dimakamkan di area itu,” ungkap anak kelima di antara sembilan bersaudara tersebut.

Sementara itu, salah satu kamar di lantai 2 juga pernah digunakan sebagai sarang burung walet. Ruangan tersebut menjadi salah satu kamar terbesar di dalam gedung. Yakni, seluas 5 x 4 meter. Suara burung walet itu cukup membuat orang-orang merinding. (bri/c7/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia