Jawa Pos

Kini Berkiblat ke Filipina

-

KELOMPOK Abu Sayyaf di Filipina diyakini menjadi penyokong aksi teror di Indonesia. Pengamat terorisme Al Chaidar mengungkap­kan, kelompok Abu Sayyaf berbaiat kepada ISIS dan berpotensi menjadi basis kekuatan kubu tersebut.

Ketika ISIS digempur habis-habisan dan berupaya menggerakk­an semua jaringanny­a di luar negeri, kelompok Abu Sayyaf menjadi basis di Asia Tenggara

”Mereka sangat kuat. Mereka mencari uang dengan melakukan penculikan,” tuturnya.

Berkali-kali ada instruksi petinggi ISIS di Syria dan Iraq. Hal itu langsung direspons jaringan mereka. ”Kelompok Abu Sayyaf menguatkan­nya dengan menginstru­ksikan hal yang sama. Bahkan menganjurk­an dengan senjata apa pun,” tutur Al Chaidar.

Wajar bila kelompok teror di Indonesia mulai berkiblat kepada Abu Sayyaf. Sebab, setelah tewasnya pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso, kelompok teror di Indonesia tidak lagi memiliki kiblat. Dengan melemahnya basis di Poso, mereka membentuk basis di daerah lain.

Selain di Poso, pergerakan kelompok teror juga dijumpai di Banten. Mantan pelaku teror Ali Fauzi Manzi menyatakan, penangkapa­n terduga teroris di Banten sudah beberapa kali sejak 2002 hingga 2017. ”Ini sinyal bahwa terorisme (di Banten, Red) tidak mati, masih terus berkembang,” katanya.

Ali Fauzi mengatakan, penggerebe­kan teroris di Cilegon kemarin merupakan pengembang­an dari kasus sebelumnya. ”Ini rentetan dari penangkapa­n teroris di Cikokol dan daerah lain. Berantai, paralel,” ujarnya.

Menurut dia, teroris yang digerebek kemarin amatir. Belum beraksi, tapi sudah terendus oleh petugas. ”Kelompok ini belum lihai. Kemampuann­ya pas-pasan,” ungkapnya. Meski begitu, Ali Fauzi memperkira­kan bahwa para terduga teroris merupakan jaringan baru yang berafilias­i dengan ISIS.

Salah satu terduga teroris, Adi Jihadi, ditangkap di Kelurahan Sindang Jaya, Pagelaran, Pandeglang, kemarin pada pukul 13.24. Dia pernah ikut pelatihan militer di kamp Filipina pada 2016.

Namun, hal itu diragukan oleh Ali Fauzi. ”Pada 2016, sudah tidak ada pelatihan untuk pejuang asing MNLF (Front Pembebasan Nasional Moro, Red). Abu Sayyaf sudah tidak latih lagi pejuang asing. Mungkin (Adi Jihadi, Red) di sana lihatlihat saja,” ungkapnya.

Kabarnya, sebelum ditangkap, Adi Jihadi pernah bertemu dengan Suryadi Masud Kahar Muzakkar seminggu sebelum teror bom di Gereja Oikumene, Samarinda.

”Suryadi pemain lama. Di Filipina, pada 90-an, dia berbeda kamp dengan saya. Dia pernah terlibat dalam peledakan bom di depan KFC di Makassar. Ditangkap, bebas, ditangkap lagi. Sekarang ada di luar,” kata Ali Fauzi. (idr/JPG/c11/ca)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia