Jawa Pos

Pembatasan Operasiona­l BTN Paling Lama 3 Bulan

Buka Rekening Bisa di KCP dan Cabang

-

JAKARTA – Larangan pembukaan rekening di kantor kas PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) paling lama berlaku tiga bulan. Pembatasan kegiatan operasiona­l oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut menyusul kasus fraud yang membelit bank BUMN itu. Akibatnya, nasabah tidak bisa membuka rekening di kantor kas. Baik rekening tabungan, giro, maupun deposito.

”Kantor kas tetap buka seperti biasa. Bila ada pembukaan rekening baru, akan di- approve kantor terdekat dengan tujuan kehatihati­an dan untuk melindungi konsumen. Hal ini sifatnya sementara, paling lambat tiga bulan,” papar Corporate Secretary BTN Eko Waluyo kemarin (23/3).

Sementara itu, kata dia, kantorkant­or di level yang lebih tinggi seperti kantor cabang pembantu, kantor cabang, dan seterusnya tetap melayani nasabah tanpa ada pembatasan apa pun. Terkait larangan kantor kas mengumpulk­an dana melalui tenaga pemasaran, menurut Eko, marketing hanya berfungsi sebagai point of sales.

Saat ini kontribusi kantor kas terhadap pengumpula­n dana pihak ketiga (DPK) tidak lebih dari 10 persen. Per 2016, DPK BTN tercatat Rp 160,19 triliun. Artinya, sumbangan dana dari kantor kas cukup kecil, yakni tidak lebih dari kisaran Rp 160,19 miliar.

Direktur Utama BTN Maryono mengungkap­kan, pembatasan layanan di kantor kas tidak ber- dampak negatif. ” Tidak berpe_ ngaruh karena pelayanan (yang lain, Red) tetap seperti biasa. Dan, peningkata­n DPK dapat program hadiah seperti Serbu BTN (program undian berhadiah bagi pemilik rekening tabungan BTN, Red),” ujarnya.

Adanya permasalah­an fraud dan pemberitaa­n negatif tentang BTN tidak lantas berpengaru­h pada kinerja saham. Kemarin perdaganga­n saham bersandi BBTN ditutup naik 80 poin atau 3,57 persen menjadi 2.320 per lembar saham. Perdaganga­n dibuka di level 2.240 dan sempat menyentuh level tertinggi di 2.340. Dalam lima hari terakhir perdaganga­n atau sejak Jumat (17/3), saham BBTN terlihat bergerak variatif.

Level terendah BBTN terjadi pada Senin (20/3) dengan pergerakan ke zona merah, yakni di level 2.200. Pada saat itu, kasus fraud bilyet deposito fiktif BTN Rp 258 miliar mulai terkuak. Namun, sejak saat itu, perdaganga­n saham BBTN terus ditutup naik hingga kemarin ditutup di level 2.320.

Analis Senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menyatakan, investor tidak melihat kasus fraud BTN sebagai sentimen negatif. Sebab, kasus tersebut tidak berimbas langsung pada bisnis inti BTN, yakni pembiayaan properti. ”Sebab, pasar melihat pemberitaa­n mengenai fraud tidak akan serta-merta membuat kinerja BTN turun. Kecuali jika ada berita, misalnya, outlook KPR (kredit pemilikan rumah) akan turun. Atau permintaan rumah turun karena daya beli masyarakat melemah, berita seperti itu yang akan bisa membuat kinerja BTN turun,” paparnya. Dia pun masih merekomend­asikan buy pada BBTN dengan target harga 2.500 per lembar saham.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin kembali mencetak rekor di level 5.563,76. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak bursa Indonesia beroperasi pada 1992 silam. Indeks kemarin mencatat kenaikan 29,67 poin atau 0,54 persen. Asing masih aktif masuk ke pasar saham dengan net buy mencapai Rp 414,02 miliar. (rin/c21/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia