Pemerintah Berharap S&P Naikkan Rating
JAKARTA – Sejumlah lembaga rating internasional telah memberikan peringkat investment grade positif kepada Indonesia. Namun, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) belum juga menyematkan level layak investasi kepada Indonesia.
Peringkat Indonesia saat ini berada di level BB+/ positif outlook. Pemerintah berharap S&P menaikkan rating investasi setelah perwakilan S&P mendatangi gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk berdiskusi dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution pada Rabu (22/3).
Kedatangan perwakilan S&P tersebut bertujuan melakukan review terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Review itu menyangkut kelayakan Indonesia dalam menerima peringkat layak investasi dari lembaga tersebut.
Menurut Darmin, sudah saatnya S&P menaikkan peringkat Indonesia menjadi investment grade. ”Kami sudah tunjukkan bahwa enggak ada alasan untuk tidak menaikan rating Indonesia. Keputusan sih urusan mereka,” paparnya di Jakarta kemarin (23/3).
Mantan gubernur Bank Indonesia (BI) itu menuturkan, pemerintah telah merilis sejumlah paket kebijakan untuk mempermudah investasi. Di samping itu, kondisi fundamental ekonomi negara ini tergolong kuat jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Dalam pertemuan itu, perwakilan S&P menekankan persoalan kebijakan fiskal dan reformasi deregulasi. Mengenai kebijakan fiskal, Darmin mengakui bahwa tahun lalu pemerintah belum bisa banyak berbicara. Tahun ini kondisinya berbeda. Pemerintah lebih siap memaparkan sejumlah kemajuan di bidang ekonomi tahun ini. Termasuk reformasi deregulasi.
”Memang, kemarin kami enggak bisa menjelaskan semuanya, waktunya pendek. Selain itu, pihak yang lebih baik menjelaskan adalah Kemenkeu dan Ditjen Pajak. Tapi, garis besarnya kami sudah jelaskan dan mereka mengerti. Jadi, tinggal kami lihat lah,” tambahnya.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati juga dijadwalkan bertemu dengan perwakilan S&P. Salah satu agenda pertemuan tersebut adalah pemaparan perkembangan ekonomi Indonesia. Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu berharap dengan berbekal pertemuan tersebut, lembaga pemeringkat itu akan meningkatkan peringkat Indonesia di posisi investment grade.
Pihaknya akan menyampaikan perkembangan kondisi ekonomi Indonesia terkini. Terutama dari sisi makroekonomi dan fiskal. Kemenkeu bakal menjelaskan tentang realisasi belanja hingga penerimaan pada 2016 dan pelaksanaan anggaran tahun ini.
”Kami akan menyampaikan seluruh update pencapaian pada 2016. Terutama dari sisi keuangan negara, aset, fiskal, penerimaan negara dari perpajakan, maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP),” terangnya. Menkeu bakal menjelaskan belanja negara apa yang bisa dikontrol pemerintah, asumsi makro, dan transfer ke daerah. ”Tujuannya, update situasi ekonomi secara umum,” jelasnya.
Senada dengan Darmin, Sri Mulyani berharap S&P menaikkan peringkat Indonesia di posisi investment grade. Peringkat layak investasi tersebut telah disematkan Moody’s and Fitch Ratings. ”Kami berharap ada kesamaan karena
di London menanyakan tentang ( S&P. Mereka berharap Indonesia diupgrade menjadi Sebab, kebijakan APBN, makro, dan fundamental telah terpenuhi,” pungkasnya. (ken/c16/noe)