Kombinasikan Teknologi 3D Printed Titanium dan Karbon
Inovator Sepeda Asal Australia Kunjungi Surabaya
SURABAYA – Penggila sepeda Surabaya beruntung kemarin. Mereka kedatangan inovator, penemu, sekaligus founder Bastion Cycles Benjamin Schultz. Pria asal Melbourne, Australia, itu berbagi pengalaman mengenai teknologi sepeda dalam acara yang bertajuk Meet and Greet Benja min Schultz di Jawa Pos Lounge.
Puluhan cyclist dari beberapa komunitas sepeda antusias menyimak paparan Schultz. ”Bastion Cycles bukan sepeda custom biasa, tapi mempunyai teknologi yang menggabungkan 3D printed titanium dan karbon,” kata Direktur Utama PT Jawa Pos Koran Azrul Ananda.
Selain rider-sentris dan limited edition, Bastion Cycles menggabungkan konsep art, geometri, dan teknologi yang menjadi keunggulan sepedanya. Teknik custom yang canggih dan material yang digunakan membuat kualitas menjadi harga mati bagi Bastion Cycles.
Bastion Cycles makin kondang dan mendunia setelah tampil dalam acara North American Handmade Bicycle Show (NAHBS) 2016. Titanium yang mereka digunakan bahkan memanfaatkan teknologi pada pesawat. Itu diproses secara khusus melalui pencetakan 3D dengan kontrol software komputer.
Kombinasi dari titanium dan serat karbon tersebut menciptakan kerangka frame dengan kualitas terbaik yang merupakan hasil keseimbangan teknik rekayasa mesin. Uniknya, para customer dapat terlibat langsung dalam proses desainnya. Alhasil, mereka mendapatkan kepuasan bisa merancang sendiri sepeda pribadi impian. ”Semua dikontrol melalui software desain online,” kata Schultz.
Dengan kualitas yang tak perlu diragukan lagi, Schultz menjamin bahwa sepeda buatannya akan awet. Juga, jika terjadi kerusakan karena menabrak pohon atau mobil, sepeda itu dapat diperbaiki dan kembali seperti semula.
Harganya? Frame saja dibanderol AUD 8.825 (Rp 89 juta). ”Untuk full bike, mulai 13 ribu dolar Australia (sekitar Rp 132 juta, Red),” tambah pria yang akan berpartisipasi pada ajang Jawa Pos Cycling Bromo 100 KM itu.
Ketua Surabaya Road Bike Community (SRBC) Khoiri Soetomo mengaku mendapatkan pandangan baru setelah mengikuti paparan Schultz. Dia semakin yakin bahwa di masa depan sepeda custom akan booming. (nes/ c11/nur)