Gedung SMK Mangkrak Jadi SMP
Akibat Pengalihan Kewenangan Pemkot ke Pemprov
SURABAYA – Pengalihan kewenangan SMA/SMK dari pemkot ke pemprov membuyarkan banyak program pendidikan di Surabaya. Termasuk peruntukan gedung di Jalan Kalilom Lor Indah. Setelah mangkrak dua tahun, bangunan yang semula diperuntukkan SMK itu akan diubah menjadi gedung SMP.
Selama dua tahun mangkrak, kondisi gedung tiga lantai itu memprihatinkan. Kerusakan terjadi hampir di semua bagian gedung. Plafon berlubang, cat pagar besi berkarat dan mengelupas, serta tembok penuh coretan. Gedung tersebut sering dijadikan sebagai tempat nongkrong anakanak muda. Kemarin pagi (23/3) terlihat tujuh anak usia SMP hingga SMA sedang asyik cangkruk di lobi bangunan.
Sebagian besar berasal dari Nambangan, Kecamatan Bulak. Beberapa di antara mereka tidak bersekolah. Salah seorang adalah Putra, 17. Dia mengaku sering menghabiskan waktu di gedung mangkrak tersebut sampai sore. ’’Kadang tidak pu- lang ke rumah,” ujarnya.
Pada saat bersamaan, tampak dua petugas dari dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang (DPRKP CKTR).
DPRKP CKTR memang telah memulai proses renovasi. Hal tersebut menindaklanjuti surat yang dikirimkan Kelurahan Tanah Kalikedinding. Surat yang dikirim pada 6 Februari 2017 tersebut akhirnya mendapat respons dari beberapa dinas terkait. Antara lain, DPRKP CKTR, dinas pengelolaan bangunan dan tanah (DPBT), dinas pendidikan (dispendik), badan perencanaan pembangunan kota (bappeko), serta kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Surabaya.
Seluruh SKPD itu telah mengadakan pertemuan dengan pihak kelurahan dan kecamatan di Kantor Kecamatan Kenjeran. Mereka juga melibatkan tokoh masyarakat sebagai perwakilan warga, seperti RT dan RW. ’’Karena laporannya selama ini datang dari warga. Kalau tidak ada mereka, saya juga tidak bisa bergerak untuk menyelesaikan permasalahan gedung mangkrak itu,” jelas Mudjiyanto, lurah Tanah Kalikedinding. Selama ini memang warga ikut aktif melakukan penggerebekan jika ada aktivitas mencurigakan di gedung tersebut.
Hasil sementara dari pertemuan itu, gedung tersebut akan dialihfungsikan. Semula memang akan dijadikan SMK Perkapalan. Sebagai gantinya, berdasar kesepakatan warga dengan SKPD, gedung itu diharapkan bisa menjadi SMP baru. ’’Lebih baik jadi SMP supaya bisa menampung lebih banyak anak dari wilayah sini,” jelas Camat Kenjeran Henny Indriaty. Menurut dia, wilayahnya saat ini termasuk padat penduduk dengan status ekonomi menengah ke bawah. Dengan bertambahnya jumlah sekolah, anak-anak di Surabaya Utara diharapkan punya semakin banyak alternatif sekolah lanjutan. Termasuk mereka yang kesulitan untuk menembus sekolah-sekolah unggulan seperti SMPN 15. (deb/c7/oni)