Jawa Pos

Tertular Bakteri MDR, Berobat Dua Tahun

-

Meski begitu, masyarakat tetap perlu waspada. Sebisanya jangan berbagi tempat makan, seperti sendok, garpu, dan gelas. Jangan pula meludah sembaranga­n. Kalau batuk, harus ditutupi. ”Kadang kita tidak tahu kalau orang di samping kita terkena TB. Begitu juga diri sendiri,” ujar Fitri.

Orang yang terjangkit TB biasanya menunjukka­n beberapa gejala. Di antaranya, batuk berdahak selama dua minggu atau lebih hingga batuk berdarah. Selain itu, muncul demam lebih dari satu bulan, terutama saat siang dan sore, yang disertai keringat dingin. Nafsu makan dan berat badan pun menurun drastis. ”Kalau ada gejala seperti itu, harus langsung periksa ke dokter. Periksa dahak,” katanya.

Jika hasil pemeriksaa­n ternyata positif TB, pasien harus menjalani pengobatan secara rutin dan tidak terputus. Pengobatan untuk pasien TB biasanya berlangsun­g selama enam bulan atau lebih. ”Penderita TB bisa sembuh total asal pengobatan rutin,” tegas Fitri.

Pasien yang proses pengobatan­nya drop out atau terputus berisiko mengalami TB multi drug resistant (MDR). Pengobatan­nya membutuhka­n waktu yang jauh lebih lama. Bisa sampai dua tahun dengan jenis obat yang lebih keras. Bahkan, pasien TB MDR itu dapat menularkan bakteri MDR kepada orang lain. ”Meskipun baru kali pertama terkena TB, kalau kebetulan tertular bakteri MDR, pasien bersangkut­an harus menjalani pengobatan dua tahun,” jelasnya.

Fitri menyebutka­n, kasus TB MDR di Sidoarjo tergolong sangat tinggi. Berdasar catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, sepanjang 2010–Februari 2017, terdapat 93 kasus TB MDR. Di antaranya, 28 pasien menjalani pengobatan, 29 pasien drop out, 20 pasien sembuh, 6 pasien menolak, 2 pasien gagal pengobatan, 7 pasien meninggal, dan satu pengobatan tidak lengkap.

”Pasien yang drop out, gagal, dan menolak itu sangat berbahaya jika berkeliara­n. Mereka bisa menularkan bakteri MDR ke banyak orang,” ujarnya. (ayu/c6/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia