Jawa Pos

Lagi, Pelajar Bermotor Hantam Truk Parkir

Boncengkan Adik Kandung, Langsung Tewas di Lokasi

-

SIDOARJO – Kecelakaan maut yang melibatkan anak di bawah umur kembali terulang. Kemarin (26/3) seorang anak berusia 5 tahun tewas saat diboncengk­an kakaknya yang masih berstatus pelajar SMP. Bocah nahas itu adalah Tias Putri Pertiwi, warga Perumahan Mentari Bumi Sejahtera, Desa Kalipecabe­an, Candi.

Tias tewas di tempat kejadian perkara (TKP) setelah sepeda motor yang dikemudika­n Fadilah Ariami, 14, menabrak truk yang tengah berhenti. Adapun Fadilah langsung dirujuk ke RSUD Si

doarjo. Beberapa bagian tubuhnya terluka. Tangan kanannya patah.

Menurut informasi yang dihimpun Jawa Pos, sekitar pukul 06.00 keduanya hendak membeli roti. Mereka mengendara­i sepeda motor Yamaha Mio bernopol L 2163 WW. Fadila yang merupakan pelajar kelas VIII SMPN 2 Candi membonceng­kan adiknya di

jok depan

Bambang, ayah dua bocah yang mengalami kecelakaan tersebut, tampak duduk bersandar di kursi depan ruang jenazah RSUD Sidoarjo dengan ditemani sejumlah kerabat. Wajahnya terlihat sayu. Dia tertunduk. Sejumlah kerabat terus berusaha membesarka­n hatinya.

Bambang juga lebih banyak diam ketika beberapa keluargany­a mengajakny­a berbicara. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Bisa jadi penyesalan yang teramat mendalam saat mengizinka­n anaknya yang belum cukup umur mengendara­i motor.

Namun, Bambang sempat mengungkap­kan bahwa pagi itu dua anaknya tersebut berpamitan hendak keluar rumah. Dia tidak memiliki firasat apa pun. Namun, perasaan tidak enak muncul beberapa jam kemudian. Sebab, Fadila dan adiknya tidak kunjung pulang. Padahal, jarak rumah dengan toko yang menjual roti tidak begitu jauh. ’’Bilang mau membelikan adiknya roti,’’ ucapnya.

Suasana duka terasa di Jalan Pandawa Blok AX/42 Perumahan Mentari Bumi Sejahtera, Candi. Di rumah itulah keluarga nahas tersebut tinggal. Warga tampak berdatanga­n untuk bertakziah. ’’Ibunya masih sering pingsan, belum bisa ditemui,’’ tutur saudara korban yang namanya tidak mau disebut.

Sementara itu, Kasatlanta­s Polresta Sidoarjo Kompol Wahyu Pristha Utama merasa prihatin dengan peristiwa tragis tersebut. Sebab, kecelakaan itu sebenarnya bisa diantisipa­si. ”Jangan diizinkan membawa motor. Program SOS sudah gencar dan berjalan lama. Kok ya masih ada orang tua yang tidak peduli dengan keselamata­n anak-anaknya” tegasnya kemarin.

Menurut Wahyu, anak di bawah umur adalah aset bangsa yang harus dijaga. Bukan hanya penerus keluarga. Mereka juga merupakan individu-individu yang kelak menentukan arah bangsa. ”Kejadian tersebut sangat kami sesalkan. Itulah yang kita takutkan jika anak membawa motor,” ucapnya.

Wahyu menyatakan, pihaknya sudah tidak kurang-kurang mendukung program SOS. Berbagai langkah pencegahan telah dijalankan. Mulai menggelar razia secara masif, menggiatka­n penyuluhan ke sekolah-sekolah, hingga memasang ratusan spanduk imbauan. ”Tujuannya melarang anak di bawah umur untuk membawa motor,” tuturnya.

Upaya penertiban memang belum membuahkan hasil yang maksimal. Sejauh ini, masih saja ada yang sembunyi-sembunyi melanggar peraturan. Karena itu, langkah pencegahan yang sudah dilakukan tidak akan dihentikan. ”Dijalankan terus sampai tertib,” ujarnya.

Wahyu mengungkap­kan, polisi tidak bisa sendirian dalam menghilang­kan tren maraknya anakanak di bawah umur berkendara. Semua instansi terkait dilibatkan. ”Misalnya, sekolah diminta mengawasi siswa-siswanya. Orang tua yang mengizinka­n anaknya membawa motor diberi surat teguran,” sebutnya.

Mantan Kasigar Subditbing­akkum Ditlantas Polda Jatim itu menerangka­n, penertiban agar tidak ada lagi anak di bawah umur yang membawa motor menjadi tugas semua lapisan masyarakat. Kepedulian warga juga bisa menjadi kunci suksesnya penertiban. ”Jika ketemu anak di bawah umur, jangan diam. Ditegur saja. Masyarakat bisa menjadi polisi di lingkungan­nya,” katanya. (edi/c15/c21/hud)

 ?? SUDRJAT/JAWA POS ??
SUDRJAT/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia