Jawa Pos

Pancaroba, Waspada Badai dan Hujan Es

-

JAKARTA – Masyarakat dituntut lebih waspada memasuki musim pancaroba seperti saat ini. Hujan bisa disertai angin kencang, petir, sampai bongkahan es

Kemarin (28/3) fenomena hujan es berukuran jempol kaki orang dewasa terjadi di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Badan Meteorolog­i, Klimatolog­i, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di daerah lain waspada.

Sebab, hal itu bisa juga terjadi di tempat tinggal mereka.

Hujan es atau yang biasa disebut hail sebenarnya sudah sering terjadi di Indonesia. Misalnya pada 2016 di Bandung. Di Malang hal itu pernah terjadi pada 2013 dan 2007. Di Surabaya hail juga pernah terjadi pada awal bulan lalu.

Hujan es punya daya rusak yang harus diwaspadai. Dalam kasus di Surabaya awal bulan lalu, banyak pohon yang tumbang. Beberapa kaca gedung pencakar langit di Surabaya juga pecah.

Qibran Noval Boften, warga Jakarta Timur, mengaku kaget dengan hujan es kemarin. ”Saat sedang berteduh, saya mendengar atap seperti ditimpuk. Ternyata itu adalah bunyi bongkahan es seukuran jempol kaki orang dewasa,” jelasnya. Hujan es pukul 15.10 tersebut berlangsun­g 30 menit. Qibran sempat mengambil beberapa bongkahan es itu dan memfotonya. ”Baru kali ini saya lihat langsung,” ujar dia.

Humas BMKG Hary T. Djatmiko mengungkap­kan, hujan es biasanya diawali beberapa fenomena. Di antaranya, sehari sebelumnya udara pada malam hingga pagi terasa panas dan gerah. Selain itu, paginya awan kumulus berbentuk putih berlapis-lapis mulai tumbuh. Berikutnya, awan tersebut berubah cepat menjadi awan abu-abu atau kumulonimb­us ( cumulonimb­us/ Cb). ”Kalau tanda-tanda seperti itu muncul, bisa saja terjadi hujan es. Di mana pun,” ujar dia kemarin.

Selain bongkahan es, lanjut Hary, angin kencang dan petir patut pula diwaspadai. Masyarakat yang berteduh dari hujan diharapkan tidak menempati bangunan semiperman­en atau di bawah pepohonan. Rawan roboh. ”Hujan disertai angin kencang dan petir itu biasanya terjadi bila dalam satu hingga tiga hari sebelumnya tidak hujan,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggula­ngan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkap­kan, hujan deras di Jakarta kemarin sore mengakibat­kan sebelas pohon tumbang. Lokasinya berada di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. ”(Hujan es) setahu saya di Pasar Minggu, Bambu Apus, Cinere, dan Cibubur,” ucapnya.

Sutopo mengimbau masyarakat lebih berhati-hati selama musim pancaroba. Sebab, bencana hidrometeo­rologi juga masih berpotensi terjadi sebelum musim kemarau tiba. Bahkan, bencana tahun ini lebih banyak daripada tahun lalu.

”Sebab, awal 2016 masih dipengaruh­i El Nino sehingga hujan di awal 2016 masih di bawah pola normalnya. Kemudian, hujan baru meningkat pada pertengaha­n 2016, saat ada La Nina menguat, sehingga mengakibat­kan banjir dan longsor selama musim kemarau,” papar Sutopo.

Data dari BNPB menunjukka­n, hingga Senin (27/3) sudah terjadi 855 bencana. Korban meninggal dunia dan hilang 96 orang. Ada 226 orang mengalami luka-luka serta 917.628 orang lainnya menderita dan mengungsi.

Diperkirak­an, Indonesia memasuki musim kemarau pada Mei hingga Juli. Bertahap pada tiaptiap daerah. Saat kemarau tiba, kewaspadaa­n akan beralih pada bencana kekeringan dan kebakaran lahan yang setiap tahun masih menjadi ancaman. (jun/c9/ang)

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ?? BISA MEMBAHAYAK­AN: Butiran es yang jatuh dalam hujan di Jakarta kemarin. Foto bawah, awan kumulonimb­us di langit kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kemarin.
IMAM HUSEIN/JAWA POS BISA MEMBAHAYAK­AN: Butiran es yang jatuh dalam hujan di Jakarta kemarin. Foto bawah, awan kumulonimb­us di langit kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kemarin.
 ?? MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS ??
MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia