Indonesia Desak Hapus Senjata Nuklir
Dalam Konferensi di New York, AS
JAKARTA – Indonesia mendesak negara-negara pemilik nuklir agar segera memulai perlucutan senjata karena besarnya dampak terhadap kemanusiaan. Pernyataan itu disuarakan dalam konferensi perundingan traktat pelarangan senjata nuklir di New York pada 27–31 Maret.
Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Dian Triansyah Djani menyampaikan, situasi keamanan dunia sangat mengkhawatirkan lantaran ancaman senjata nulir. ’’Untuk itu, satu-satunya cara untuk melawan ancaman dan penggunaan senjata nuklir adalah penghapusan total seluruh senjata nuklir di dunia,’’ kata Dian kemarin (28/3).
Dian menuturkan, selama ini negaranegara pemilik senjata nuklir menjadikan alasan keamanan sebagai upaya melegitimasi keberadaan senjata nuklirnya. Sebaliknya, dia memandang justru keberadaan senjata nuklir semakin mengancam keamanan global. Karena itu, Indonesia sangat mendukung dan berpartisipasi aktif dalam perundingan pelarangan senjata nuklir.
Menurut Dian, traktat pelarangan senjata nuklir tersebut nanti harus kuat dan tegas sehingga tidak lagi memberikan celah yang melegitimasi senjata nuklir di dunia. Hal tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip yang dipegang non-proliferation treaty (NPT). Traktat baru itu akan memperkuat dan melengkapi NTP yang jelas-jelas mendorong negaranegara pemilik nuklir segera melakukan pengurangan dengan tujuan penghapusan total dan perlucutan senjata.
NPT mempunyai tiga pilar yang sayangnya belum bisa berjalan seimbang. Yaitu, negara NPT melepaskan hak mereka untuk memiliki senjata nuklir. Lalu, lima negara pemilik senjata nuklir melakukan negosiasi untuk pengurangan dengan tujuan penghapusan total nuklir atau perlucutan sen jata. Se lanjutnya, penggunaan nuklir untuk tujuan damai.
Menlu Retno L.P. Marsudi menyatakan, tiga pilar itu memang harus dibuat seimbang. Selama ini, mereka hanya berfokus pada negara-negara yang nonproliferasi senjata nuklir. Padahal, yang sebetulnya juga harus dipikirkan adalah humanitarian impact- nya. ’’ Implementasinya jangan hanya nonproliferasi. Tapi, ada dua isu yang sangat penting untuk terus didorong. Yakni, masalah perlucutan senjata dan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai,’’ jelasnya. (and/c19/oki)