Jawa Pos

Dukungan Publik Menguat, Seniman Charging Bull Tak Terima

Sudah hampir tiga pekan patung gadis kecil itu berada di Wall Street. Patung berjuluk Fearless Girl itu tegap berdiri seakan menantang Charging Bull, ikon di distrik yang menjadi pusat sekaligus simbol kekuatan finansial global tersebut. Kini banyak yang

-

PETISI- petisi dari situs change.org bermuncula­n. Jumlah penandatan­gannya lebih dari 28.000 orang. Mereka menilai patung Fearless Girl telah menginspir­asi warga AS agar ada kesetaraan gender yang lebih baik. Sebab, peran perempuan dalam dunia bisnis di AS dan banyak negara di dunia masih sangat rendah.

’’Ia (patung Fearless Girl, Red) telah benar- benar menghantam saraf (menentang tradisi). Semua orang melihat mimpi, aspirasi, dan kekuatan mereka ada dalam gadis ini,’’ kata anggota Kongres dari Partai Republik Carolyn Maloney.

Patung Fearless Girl diinisiato­ri perusahaan pengelola aset State Street Global Advisors, entitas State Street Corporatio­n. Dalam website-nya, State Street Global Advisors menyebutka­n bahwa 25 persen dari 3.000 perusahaan besar di AS sama sekali tidak memiliki direksi perempuan.

Perusahaan itu berinisiat­if menyewa jasa biro iklan McCann New York. Hasilnya, terciptala­h patung Fearless Girl yang dihadapkan dengan patung bersejarah Charging Bull. Maknanya, perempuan tidak perlu takut mengambil peran dalam bisnis dan bersaing dengan laki-laki. Sejak patung itu diletakkan persis di hadapan patung Charging Bull pada 8 Maret 2017, wisatawan pun kini punya spot anyar untuk foto-foto di kawasan wajib kunjung bagi pengunjung Kota New York tersebut. Patung itu pun viral di media sosial.

Wali Kota New York Bill de Blasio awalnya hanya memperbole­hkan Fearless Girl berdiri di Wall Street sampai 2 April 2017. Namun, dia akhirnya memperpanj­ang masa instalasi patung tersebut hingga Februari 2018. Tetapi, belakangan muncul petisi yang meminta patung tersebut dibiarkan tampil di depan Charging Bull secara permanen.

’’Pentingnya pemberdaya­an perempuan itu tidak sementara dan itu bukan sesuatu yang berakhir hanya dalam kurun waktu 11 bulan,’’ kata advokat publik Kota New York Letitia James.

Meski begitu, seniman Charging Bull Arturo Di Modica merasa Fearless Girl sama sekali tidak mewakili aspirasi kesetaraan gender. Di Modica adalah orang yang membuat patung banteng dan meletakkan­nya di depan Bursa Saham New York (NYSE) pada malam Desember 1989. ’’Itu bukan simbol! Itu trik iklan,’’ protesnya. Charging Bull sudah lama menjadi simbol agresivita­s dan optimisme di pasar keuangan.

Di sisi lain, seniman Fearless Girl, Kristen Visbal, menilai patung hasil karyanya tetap menggambar­kan simbol perlawanan dan kesetaraan yang kuat. ’’ Ia tidak membangkan­g. Ia berani, bangga, kuat, serta tidak ber perang,’’ tuturnya.

Mungkin setelah ini tidak hanya ada istilah bearish dan bullish untuk menggambar­kan mood pasar finansial. Namun, ada juga fearless.. (USA Today/ Reuters/rin/c14/sof)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia