Jawa Pos

Konten Ekstrem Tekan Income Google

-

SAN FRANCISCO – Pencabutan iklan oleh beberapa perusahaan terkemuka dari situs YouTube membuat Google Inc, perusahaan penyedia aplikasi tersebut, kehilangan pemasukan hingga jutaan dolar. Virus pencabutan iklan itu menyebar mulai perusahaan telekomuni­kasi seperti AT&T dan Verizon hingga perusahaan farmasi seperti GSK. Pepsi, Walmart, serta Johnson & Johnson melakukan hal yang sama.

Masalah tersebut berawal dari munculnya iklan dari merek-merek terkenal itu pada beberapa konten yang memuat pandangan ekstremis dan ujaran kebencian di YouTube. Iklan merek Verizon bahkan muncul pada video berkonten ekstrem buatan ulama asal Mesir Wagdy Ghoneim dan video-video ujaran kebencian buatan Hanif Qureshi yang menjadi inspirasi teror pembunuhan. ’’Kami khawatir iklan kami juga muncul di konten video seperti itu,’’ ujar juru bicara AT&T dalam pernyataan resmi.

Peneliti Demos Alex Krasodomsk­i-Jones menuturkan, masalah itu tidak hanya merusak reputasi perusahaan, tetapi juga menurunkan pendapatan. ’’Fakta buruknya, banyak pengiklan yang masih belum tahu bagaimana iklan online mereka bekerja,’’ ungkapnya.

Sementara itu, staf ahli C Squared Charlie Crowe meyakini bahwa setiap media pasti bakal berusaha menempatka­n iklan sesuai dengan target. ’’Bedanya, di dunia online semuanya diatur berdasar algoritma. Elemen manusia dianggap persamaan. Itu masalahnya,’’ katanya.

YouTube memang telah menyediaka­n brand safety untuk mengontrol pengiklana­n pada konten video. Namun, banyaknya video yang diunggah menjadi tantangan tersendiri bagi YouTube untuk memblokir konten terlarang. Setiap menit, terdapat video sepanjang 400 jam yang diunggah di YouTube.

Perusahaan yang merasa dirugikan itu menuntut Google lebih bertanggun­g jawab terhadap apa saja yang muncul di internet. Mereka mengingink­an adanya verifikasi data dan pengontrol­an yang lebih ketat. (The Guardian/pus/c14/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia