Jawa Pos

PELUANG DI TENGAH PERANG

-

SEOUL – Hadi Al Masri, bek kiri Syria, hanya bisa melongo ketika tembakan Hong Jeongho menjebol jala gawang Ibrahim Alma. Al Masri kaget. Sebab, gol pada matchday ke-7 kualifikas­i Piala Dunia 2018 Zona AFC di Seoul World Cup Stadium, Seoul, tadi malam tercipta saat laga baru berjalan empat menit. Gol tersebut sekaligus memastikan kemenangan tuan rumah Korea Selatan (korsel) dengan skor tipis 1-0.

Kekalahan itu membuat Syria gagal menapak ke zona lolos atau dua be sar klasemen grup A. Mereka harus turun ke peringkat keempat dengan koleksi 8 poin. Namun, peluang terbang ke Rusia ( host Piala Dunia 2018) belum tertutup. Sebab, putaran ketiga grup A menyisakan tiga pertanding­an.

Dari tiga laga sisa, dua pertanding­an berlangsun­g di ’’kandang’’ sendiri di Malaysia. Yaitu, melawan Tiongkok (13/6) dan Qatar (31/8). Catat, Syria tidak terkalahka­n ketika bermain di Malaysia.

Selain itu, sukses Syria melaju hingga putaran ketiga patut diapresias­i. Sebab, persiapan mereka di kualifikas­i Piala Dunia 2018 memang amburadul. Konflik dalam negeri Syria-lah yang membuat Ayman Hakeem dan pasukannya tidak bisa melakukan persiapan secara maksimal. ’’Kami selalu jauh dari rumah kami. Situasi kami sangat sulit dan bahkan lebih sulit jika dibandingk­an dengan tim yang lain,’’ keluh Hakeem kepada ’’Kami ingin memenangi laga lebih dari tim mana pun. Kami ingin memberikan kebahagiaa­n kepada bangsa kami,’’ ujarnya.

Selain tidak bisa bermain di negara sendiri karena alasan keamanan, Hakeem juga sulit mencari pemain berkualita­s. Terutama dari liga domestik. Karena itu, tidak heran jika pilar utama Syria adalah mereka yang bermain di luar negeri.

Sebut saja Mahmoud Al Mawas (Umm Salal/Qatar), Omar Khribin (Al Hilal/Arab Saudi), lalu Al Salih (Henan Jianye/Tiongkok), dan Firas Al Khatib (Al Kuwait/Kuwait). Selain aman, dengan bermain di klub luar Syria, finansial mereka lebih terjamin. Sebagaiman­a diketahui, rata-rata gaji pemain profesiona­l di klub lokal Syria tidak lebih dari USD 200 (Rp 2,6 juta). Embargo ekonomi yang dialami Syria semakin menyulitka­n persiapan timnas mereka. Bahkan, Federasi Sepak Bola Syiria (FASF) tidak bisa mengucurka­n uangnya bagi timnas selama bermain di kualifikas­i Piala Dunia 2018. Sejak awal hingga saat ini, semua biaya yang dikeluarka­n Syria untuk menjalani kualifikas­i Piala Dunia 2018 datang dari Konfederas­i Sepak Bola Asia (AFC).

AFC dilaporkan setuju untuk menutup pembiayaan hotel timnas Syria, baik selama di Malaysia maupun dalam lagalaga tandang. Termasuk biaya penerbanga­n bagi pemain dan ofisial Syria. Jika dikalkulas­i, AFC hingga saat ini sudah mengucurka­n anggaran GBP 1,6 juta (Rp 26,69 miliar).

Namun, Sekjen FASF Kouteibah Al Refai menyatakan, uang dan kekacauan politik di sana tidak akan bisa meruntuhka­n kekuatan sepak bola Syria. ’’Kami jadikan sepak bola bagai sebuah instrumen cinta yang membawa semua orang Syria berjalan bersama-sama. Apa pun hasil yang kami dapat, kami selalu mencoba mengembali­kan negara ini seperti sebelum perang,’’ tutur Al Refai. (ren/c4/bas)

 ?? JUNG YEON-JE/AFP PHOTO ?? Yonhap News Agency.
JUNG YEON-JE/AFP PHOTO Yonhap News Agency.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia