Ilmu Terserap, Ingat Selamanya
Bagi sebagian siswa, belajar IPA tidak menyenangkan. Selain cukup berat, mata pelajaran IPA kadang sulit dipahami. SMP Margie punya cara mengakrabkan IPA kepada anak didiknya.
PAGI itu siswa kelas VIII SMP Margie antusias belajar di laboratorium IPA (ilmu pengetahuan alam). Di hadapan mereka ada kuali-kuali kecil yang berisi tanah. Isinya hampir penuh. Tanah itu lantas dibasahi.
Di atas tanah tersebut terdapat piringan kecil yang bahan dasarnya sama dengan kuali. Mirip cobek tanah liat, tetapi berukuran mini. Piringan kecil itu kemudian diletakkan di atas kuali yang sudah berisi tanah yang dibasahi. Ada tiga tomat di atas piring tersebut. Merah dan segar.
’’Ini sudah satu minggu berada di atas kuali,’’ ujar Erna Cahyaningsih, guru IPA SMP Margie, sembari menunjuk tomat segar tersebut. Tidak jauh dari kuali itu, ada tiga tomat yang diletakkan begitu saja di atas sebuah wadah. Tomat-tomat tersebut juga sudah berusia seminggu. Layu dan hampir busuk. Padahal, tomattomat tersebut sama-sama diperoleh pada waktu yang sama.
Para siswa mulai berpikir. Mengapa kondisi tomat yang diletakkan di wadah berbeda itu tidak sama? Padahal, keduanya samasama tidak diletakkan di dalam lemari es alias sama-sama ditaruh di suhu ruang.
Usut punya usut, tanah dalam kuali itulah yang menjaga kesegaran tomat di atasnya. Lalu, mengapa tanah yang diletakkan di kuali bisa menjaga kesegaran alami tomat? Ternyata, tanah tersebut selalu disiram secara berkala. Jadi, kelembapan tanah tetap terjaga. ’’Air tanah menguap dan menjaga kelembapan tomat di atasnya,’’ kata Erna.
Praktikum sederhana semacam itu, tampaknya, cukup menarik perhatian siswa. Mereka jadi berpikir banyak hal. Mulai mengapa buah tomat tetap segar, mengapa tanah harus disiram air, mengapa kuali, hingga apakah akan sama hasilnya jika diganti wadah plastik atau lainnya. Selain itu, siswa berpikir, mengapa tomat menjadi keriput dan justru terlihat tidak segar meski sudah diletakkan di lemari es.
Berbagai pertanyaan sederhana tersebut membuat siswa bergerak untuk mengeksplorasi lebih jauh percobaan yang dilakukan. Perempuan yang sudah 20 tahun mengajar tersebut mengatakan, buah-buahan yang tetap segar jika diletakkan di atas kuali adalah jenis buah berkulit tipis. Selain tomat, anggur dan stroberi akan tetap segar jika diletakkan di atas kuali berisi tanah yang basah. ’’Cabai besar juga terjaga kesegarannya,’’ tuturnya.
Erna berharap kegiatan pembelajaran bisa lebih efektif diterima dan diserap siswa. Sebab, mencoba lebih baik daripada sekadar teori. ’’Lebih nancep dan tidak akan lupa,’’ tegasnya.
(puj/c15/nda)