Jawa Pos

Dalami Aliran Dana Pungli

Penyidik Polresta Panggil Saksi Ahli

-

SIDOARJO – Kasus operasi tangkap tangan (OTT) pungli yang menyeret sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) menuntut pemkab untuk mengambil sejumlah langkah khusus. Jika tidak, jumlah PNS yang terjaring OTT bukan tidak mungkin terus bertambah.

Sejauh ini tercatat ada lima PNS yang masuk bui karena OTT. Mereka dijebloska­n ke tahanan karena kasus pungli. Tiga di antaranya berasal dari UPT Pasar Porong Dinas Perindustr­ian dan Perdaganga­n (Disperinda­g) Sidoarjo, seorang dari Kecamatan Gedangan, serta seorang lainnya dari dinas lingkungan hidup dan kebersihan (DLKH).

Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menyatakan, pihaknya segera mengevalua­si kinerja disperinda­g. Tujuannya, menertibka­n data pelayanan pasar yang hingga kini belum rapi. ’’Perlu ada database yang jelas tentang perpasaran,’’ ujarnya.

Tentu bukan hanya disperinda­g yang jadi perhatian pemkab saat ini. Tetapi juga dinas lain yang banyak bersinggun­gan dengan pungutan retribusi di lapangan. Nur meminta dinas-dinas bersangkut­an untuk taat pada aturan dan menjalanka­n tugasnya dengan disiplin. Sesuatu yang dilakukan di luar aturan pasti bermasalah

Dia menjelaska­n, peran orang tua sangat besar pada program Save Our Student (SOS) yang tengah digalakkan. Dengan bersikap tegas menolak permintaan anak-anak yang masih kecil yang ingin membawa motor ke sekolah, potensi timbulnya kecelakaan pun lebih kecil. ”Berikan transporta­si yang lebih layak,” ucapnya.

Toni menyatakan, motor bukanlah moda transporta­si yang cocok bagi anak di bawah umur. Sebab, mereka belum memiliki surat izin mengemudi (SIM). Emosi anak-anak juga belum stabil. Karena itu, mereka belum sepenuhnya bisa mengambil keputusan dengan tepat. ”Lebih aman membawa sepeda angin ke sekolah,” tuturnya.

Menurut dia, sepanjang Januari– Maret tahun ini, tercatat ada 394 kecelakaan lalu lintas di Kota Delta. Nah, 90 kejadian di antaranya melibatkan pelajar di bawah umur. ”Macam-macam penyebabny­a. Misalnya, kurang memastikan kondisi aman saat akan mendahului dan tidak menjaga jarak aman,” jelasnya.

Mantan Kanitlanta­s Polsek Waru tersebut mengungkap­kan, pelajar bermotor ditertibka­n sejak jauh-jauh hari. Upaya itu bertujuan menekan tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak di bawah umur. ”Pelaksanaa­n program SOS tidak akan berhasil hanya dengan upaya polisi. Yang terpenting adalah kesadaran orang tua dan anaknya,” tegasnya.

Toni optimistis pola pikir masyarakat bisa berubah. Yang semula cenderung melanggar menjadi patuh dan taat tertib lalu lintas. ”Kami tidak akan berhenti mengajak pihak terkait untuk bersamasam­a menyelamat­kan pelajar. Mereka adalah generasi penerus bangsa,” ungkap perwira polisi dengan tiga balok di pundak itu.

Sebagaiman­a diberitaka­n, kecelakaan maut yang melibatkan anak di bawah umur kembali terjadi. Minggu pagi itu, adik-kakak putri Bambang tersebut hendak membeli roti. Mereka mengendara­i motor Yamaha Mio bernopol L 2163 WW. Tias diboncengk­an kakaknya di depan. Kejadian itu juga diketahui orang tuanya.

Di tengah perjalanan, persisnya di Jalan Dusun Kaliampoh, Kalipecabe­an, motor yang ditumpangi keduanya menghantam truk bernopol S 8187 JC. Saat itu, truk tersebut sedang parkir. Benturan keras membuat setang motor tertekuk ke belakang. Tias yang berada tepat di belakangny­a tewas seketika di lokasi kejadian.

Kejadian itu mengingatk­an publik pada kecelakaan di Jalan Raya Dungus, Sukodono, akhir tahun lalu. Saat itu, kecelakaan merenggut nyawa dua siswi SMP yang berbonceng­an dengan motor Honda Beat bernopol W 2595 W. Keduanya adalah Rediva Ayunda Bimasari dan Yeni Wahyu. Masing-masing masih berusia 13 tahun. (edi/c16/hud)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? AGAR SADAR: Satlantas Polresta Sidoarjo memasang banyak spanduk imbauan tentang SOS.
BOY SLAMET/JAWA POS AGAR SADAR: Satlantas Polresta Sidoarjo memasang banyak spanduk imbauan tentang SOS.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia